TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan pada Rabu, 25 Oktober 2023, bahwa anggota parlemen Uni Eropa telah mengusulkan tindakan keras terhadap Malaysia. Tindakan keras itu karena Malaysia mendukungan Palestina, menurut Bernama News.
“Ada anggota parlemen Eropa yang mengusulkan (tindakan) ini terhadap Malaysia,” kata Anwar. Ia mengisyaratkan bahwa keselamatan pribadinya mungkin terancam.
Komentarnya muncul setelah dia mengatakan pada rapat umum pro-Palestina Selasa malam bahwa dia menerima banyak ancaman dari negara-negara Barat atas kritiknya terhadap pemerintah Israel setelah dimulainya perang di Gaza. "Itu bukan masalah, jangan sampai kita tergoyahkan. Ada pekerjaan yang harus kita selesaikan. Insya Allah kami akan melanjutkan pekerjaan kami,” kata Anwar kepada wartawan, Rabu di Cyberjaya, provinsi Selangor.
Namun, Kepala Polisi Razarudin Husain mengatakan pasukannya tidak akan berkompromi terhadap keamanan Anwar. “Keamanan perdana menteri adalah prioritas utama kami,” kata Husain, seraya menambahkan bahwa pengamanan akan diperketat.
Razarudin mengatakan ancaman mungkin terkait dengan tindakan ekonomi.
Di tengah semakin kuatnya dukungan Anwar terhadap Palestina, pendahulunya Mahathir Mohamad, 98 tahun, mengecam AS pada hari Rabu atas dukungannya kepada Israel. Mahathir mempertanyakan kebijakan AS terhadap Israel dan mengatakan bahwa kaum Yahudi di Amerika “memiliki pengaruh besar dalam pemilihan presiden dan pemerintahan Amerika Serikat.”
“Mereka memiliki media dan bank,” tulis Mahathir di X. "Israel bukanlah kekuatan besar, namun mereka tidak peduli dengan hukum atau moralitas internasional. Mengapa?"
“Alasannya karena ada pemerintah Amerika di belakangnya. Sejujurnya, Pemerintah Amerika menyetujui kejahatan dan amoralitas Israel. Biden tidak pernah menyebut warga Palestina yang terbunuh,” ujarnya.
“Ketika kita mengutuk Israel atas kekejaman terhadap Palestina, kita juga harus mengutuk Pemerintah Amerika atas dukungannya terhadap kekejaman tersebut. Faktanya, Pemerintah Amerika tampaknya siap mendukung invasi Israel ke Gaza dan genosida yang direncanakannya. Pemerintah Amerika dan Inggris sama-sama bersalah,” kata Mahathir.
Di tengah berlanjutnya pemboman Israel di Jalur Gaza, Anwar Ibrahim pekan lalu melakukan panggilan telepon terpisah dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Ismail Haniyeh, kepala biro politik kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Anwar Ibrahim menyatakan bahwa Malaysia mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Israel melancarkan kampanye pemboman tanpa henti di Gaza menyusul serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan penduduk di wilayah kantong tersebut dikepung total. Makanan, bahan bakar, dan pasokan medis dilarang masuk ke Gaza.
Pasokan bantuan mulai mengalir masuk, namun jumlahnya jauh di bawah kebutuhan masyarakat. Lebih dari 7.900 orang tewas dalam konflik tersebut – 6.546 warga Palestina termasuk 2.704 anak-anak, 1.584 wanita – dan 1.400 warga Israel.
ANADOLU AGENCY