TEMPO.CO, Jakarta - Kekerasan di Tepi Barat yang diduduki telah meningkat sejak Israel mulai membombardir Jalur Gaza dan bentrok dengan Hizbullah di perbatasan Lebanon, memicu kekhawatiran bahwa wilayah Palestina yang menjadi titik konflik bisa menjadi front ketiga dalam perang yang lebih luas.
Israel melancarkan perang melawan kelompok militan Hamas di daerah kantong Palestina di Gaza, namun tentara dan pemukim Israel menarik diri dari Gaza pada 2005. Israel masih menduduki Tepi Barat, yang direbut bersama Gaza dalam perang Timur Tengah 1967.
Hamas, yang menguasai Gaza, menewaskan lebih dari 1.400 orang dalam serangan mendadak di Israel pada 7 Oktober, yang memicu pengeboman Israel yang telah menewaskan 3.500 orang di Gaza. Israel sedang mempersiapkan serangan darat skala penuh di Gaza untuk menghancurkan Hamas.
Negara-negara Barat yang mendukung Israel khawatir akan terjadinya perang yang lebih luas yang akan menjadikan Lebanon, dengan kelompok Hizbullah yang didukung Iran, sebagai front kedua dan Tepi Barat sebagai apa yang oleh media Israel disebut sebagai front ketiga yang potensial.
Bentrok antara tentara Israel dan para pemukim dan warga Palestina telah menjadi yang mematikan. Lebih dari 70 warga Palestina terbunuh dalam kekerasan Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023 dan Israel telah menahan lebih dari 800 orang.
Pasukan Israel menyerbu dan melakukan serangan udara di sebuah kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat, Kamis, 19 Oktober 2023, menewaskan sekurangnya 12 orang, kata pejabat Palestina, dan polisi Israel mengatakan seorang petugasnya tewas dalam penyerbuan itu.
Kekerasan itu memunculkan sebuah tantangan baik bagi Israel maupun bagi Otoritas Palestina, satu-satunya lembaga pemerintahan Palestina yang diakui secara internasional yang bermarkas di sana.
Militer Israel mengatakan pihaknya dalam siaga tinggi dan bersiap menghadapi serangan termasuk yang dilakukan oleh militan Hamas di Tepi Barat.
Hamas berusaha "menelan Israel dalam perang dua atau tiga front", termasuk perbatasan Lebanon dan Tepi Barat, kata juru bicara militer Letnan Kolonel Jonathan Conricus kepada Reuters.
“Ancamannya meningkat,” katanya. Militer Israel mengatakan pihaknya dalam siaga tinggi dan bersiap menghadapi serangan termasuk yang dilakukan oleh militan Hamas di Tepi Barat.