TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan kepada TV pemerintah bahwa Israel tidak akan diizinkan untuk bertindak di Gaza tanpa konsekuensi, dan memperingatkan akan adanya “tindakan pencegahan” oleh “front perlawanan” dalam beberapa jam mendatang.
Iran menyebut negara-negara regional dan kekuatan yang menentang Israel dan Amerika Serikat sebagai front perlawanan.
“Semua opsi terbuka dan kita tidak bisa tak acuh terhadap kejahatan perang yang dilakukan terhadap rakyat Gaza,” kata Amirabdollahian seperti dilaporkan Reuters Selasa, 17 Oktober 2023. Front Perlawanan mampu melancarkan perang jangka panjang dengan musuh.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengancam Iran untuk tidak ikut campur.
“Sekarang kami fokus pada satu target: menyatukan kekuatan dan maju menuju kemenangan. Hal ini memerlukan tekad karena kemenangan akan membutuhkan waktu,” katanya kepada parlemen Israel pada hari Senin.
"Dan saya punya pesan untuk Iran dan Hizbullah, jangan uji kami di utara. Jangan melakukan kesalahan yang sama seperti yang pernah Anda lakukan. Karena hari ini harga yang harus Anda bayar akan jauh lebih berat."
Pekan lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Teheran tidak terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel, namun memuji apa yang disebutnya sebagai kekalahan militer dan intelijen Israel yang “tidak dapat diperbaiki”.
Tanda terbesar bahwa perang bisa meluas ke front baru adalah Israel memerintahkan evakuasi pada hari Senin terhadap 28 desa di zona 2 km dekat perbatasan Lebanon.
Upaya diplomatik dipusatkan pada pengiriman bantuan ke Gaza melaluiperbatasan Rafah dengan Mesir, satu-satunya rute yang tidak dikendalikan oleh Israel. Kairo mengatakan penyeberangan Rafah tidak ditutup secara resmi tetapi tidak dapat dioperasikan karena serangan Israel di sisi Gaza.
Di bidang militer, AS telah mengerahkan dua kapal induk dan kapal pendukungnya ke Mediterania timur sejak serangan terhadap Israel. Kapal-kapal itu dimaksudkan sebagai alat pencegah untuk memastikan konflik tidak meluas, kata para pejabat AS.
Jenderal penting AS yang mengawasi pasukan Amerika di Timur Tengah, Kepala Komando Pusat Angkatan Darat Jenderal Michael "Erik" Kurilla, melakukan perjalanan mendadak ke Israel pada hari Selasa, mengatakan ia berharap dapat memastikan militer Israel mendapatkan apa yang dibutuhkannya.
Ketika Israel mengerahkan pasukannya di perbatasan Gaza, mereka telah memerintahkan lebih dari satu juta orang di bagian utara wilayah tersebut untuk mengungsi ke bagian selatan demi keselamatan mereka, meskipun Hamas telah meminta mereka untuk tetap tinggal.
Meski puluhan ribu orang telah mengungsi ke selatan, PBB mengatakan tidak ada cara untuk memindahkan begitu banyak orang tanpa menyebabkan bencana kemanusiaan.
PBB mengatakan satu juta warga Gaza telah diusir dari rumah mereka. Listrik padam, air sanitasi langka, dan bahan bakar untuk generator darurat rumah sakit semakin menipis.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Netanyahu pada hari Senin bahwa Moskow ingin membantu mencegah bencana kemanusiaan. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang dirancang oleh Rusia yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan gagal mendapatkan minimal sembilan suara yang dibutuhkan di badan beranggotakan 15 negara itu pada hari Senin.
REUTERS
Pilihan Editor Australia Denda Media Sosial X Rp6 Miliar Gara-gara Konten Pelecehan Anak