TEMPO.CO, Jakarta - Brigade Qassam Hamas telah merilis sebuah video yang menunjukkan pembebasan seorang sandera wanita dan dua anak. Rekaman yang ditayangkan di Al Jazeera pada Rabu, 11 Oktober 2023, malam diambil dari jarak jauh, memperlihatkan wanita tak dikenal dan anak-anak dari belakang.
Orang-orang tersebut, yang diperkirakan merupakan pejuang Hamas, terlihat berjalan pergi setelah meninggalkan mereka di area terbuka dekat pagar, yang mungkin merupakan perbatasan antara Israel dan Gaza.
Tidak jelas kapan video itu diambil. Otoritas Israel belum berkomentar atas video tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan perempuan itu berkebangsaan Israel.
“Seorang pemukim Israel dan dua anaknya dibebaskan setelah mereka ditahan pada saat bentrokan,” kata pertanyaan tersebut, menurut sebuah laporan AFP.
Hoda Abdel-Hamid dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Yerusalem Barat, mengatakan media Israel memperlakukan video tersebut dengan “sejumput garam”.
“Seorang reporter mengatakan bahwa Hamas sedang mengendalikan kerusakan, dan itu adalah aksi media. Saluran TV Israel lainnya mengatakan pembebasan ini terjadi lebih awal. Beberapa orang mengatakan hal itu terjadi pada Sabtu dan Hamas sedang berusaha meningkatkan citra internasionalnya pada saat ini,” katanya.
“Gambar-gambar itu masih tersebar di seluruh negeri, baru saja ditayangkan di Al Jazeera, orang-orang hanya mencoba mencerna apa yang mereka lihat,” katanya, seraya menambahkan bahwa sejauh ini ada reaksi yang “bertentangan”.
Diperkirakan 150 tawanan ditangkap oleh Hamas pada Sabtu dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, yang segera menyatakan perang terhadap Gaza.
Pengeboman Israel yang tiada henti selama lima hari telah menewaskan lebih dari 1.050 orang, termasuk ratusan warga sipil, dan melukai lebih dari 5.000 lainnya di Gaza, kata kementerian kesehatan Israel.
Badan Pengungsi Palestina PBB mengatakan 250.000 orang telah mengungsi di wilayah kantong Palestina yang dikepung total oleh Israel, sehingga menciptakan apa yang oleh para pengamat disebut sebagai “bencana kemanusiaan”.
Militer Israel mengatakan lebih dari 1.200 orang, termasuk 155 tentara, tewas di Israel sejak Sabtu.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: 6 Jenderal Top Hamas di Balik Serangan 'Al Aqsa Flood' ke Israel