TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memperpanjang kerja sama bilateral dengan Brasil dalam enam bidang, mulai dari bioetanol hingga ternak sapi. Kerja sama dilakukan melalui Rencana Aksi 2023 – 2026 terbaru yang diteken oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dan Menlu Brasil, Mauro Vieira di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat pada Senin, 9 Oktober 2023.
Retno menyambut baik kerja sama dengan Brasil sebagai mitra perdagangan dan investor terbesar Amerika Latin di Indonesia, serta sesama ekonomi besar di Global South atau bagian dunia Selatan, juga anggota G20. Kedua negara berencana membawa suara dan kepentingan dari Selatan.
“Namun, saya tekankan pentingnya memiliki perdagangan yang lebih seimbang,” imbuh Retno di Gedung Kemlu RI pada hari Senin.
Untuk itu, ia menyarankan untuk dimulainya negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia – Pasar Umum Amerika Selatan/MERCOSUR (IM-CEPA). Ini menjadi poin pertama dalam Rencana Aksi 2023 – 2026 yang disetujui antara Indonesia dan Brasil.
Bagi Indonesia, IM-CEPA menjadi upaya merambah jalan ke pasar berpotensi besar di Amerika Latin, sehingga meningkatkan ekspor komoditas Indonesia ke kawasan MERCOSUR (beranggotakan Brasil, Argentina, Paraguay, Uruguay, dan Venezuela) yang selama ini masih mengalami defisit dalam neraca perdagangan.
Pada 2021, neraca perdagangan Indonesia – MERCOSUR mencapai US$6,4 miliar, dengan defisit di pihak Indonesia sebesar US$1,7 miliar dengan Argentina, Brasil, dan Paraguay.
Perundingan IM-CEPA diperkirakan baru akan dimulai pada 2024, menurut Direktur Kerja Sama Intra Kawasan dan Antar Kawasan Amerika dan Eropa Kemlu, Nidya Kartikasari saat jumpa pers Forum Bisnis Indonesia – Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2023 di Jakarta, Senin, 18 September 2023.
“Hambatan perdagangan – termasuk hambatan tarif dan nontarif — harus dihapus,” kata Retno.