TEMPO.CO, Jakarta - Kematian bos Wagner Grup, Yevgeny Prigozhin yang tiba-tiba masih meninggalkan misteri. Jet pribadinya jatuh dalam perjalanan dari Moskow ke St Peterburg pada 23 Agustus 2023. Minggu adalah hari ke-40 sejak kematiannya, yang dalam tradisi Ortodoks, adalah saat jiwa melakukan perjalanan terakhirnya ke salah satu tempat baik surga atau neraka.
Saat puluhan mantan pejuang dan keluarga mereka mengadakan upacara peringatan untuk Prigozhin, saluran Telegram Rusia mengunggah foto yang diklaim sebagai wasiat Prigozhin. Oleh pendukungnya, Prigozhin, dipuji sebagai pahlawan.
Surat wasiat tersebut menunjukkan bahwa putranya yang berusia 25 tahun, Pavel, adalah satu-satunya pewaris jutaan dolar, properti dan Grup Wagner. “Semua properti saya serta properti yang mungkin saya peroleh di masa depan, saya wariskan kepada Pavel Yevgenyevich Prigozhin,” menurut surat wasiat Prigozhin.
Hal ini juga mewajibkan Pavel untuk menafkahi neneknya Violetta, janda Prigozhin, dua saudara perempuan Pavel serta seorang cucunya. Surat wasiat tersebut kabarnya diaktakan pada 2 Maret 2023.
Dalam surat itu, Prigozhin meninggalkan uang tunai, yang diperkirakan berjumlah sekitar US$ 130 juta, sebuah rumah tiga lantai di St. Petersburg, saham di sembilan perusahaan saham gabungan termasuk perusahaan katering Prigozhin, dan Grup Wagner. Ada juga dugaan bahwa Pavel akan berusaha untuk memulihkan utang sebesar US$ 827 juta kepada Concord oleh kementerian pertahanan Rusia.
Saluran Telegram VChK-OGPU, yang memiliki hubungan dengan lembaga pemerintah Rusia, mengatakan bahwa surat wasiat itu mungkin akan ditentang oleh anggota keluarga Prigozhin lainnya.
Pada tanggal 29 September, Institut Studi Perang (ISW) yang berbasis di Washington dan penilaian Intelijen Pertahanan Inggris menyatakan bahwa kepemimpinan Wagner telah diserahkan kepada Andrei Troshev, mantan komandan senior Wagner. Troshev sekarang bertugas di Kementerian Pertahanan dan didukung oleh Presiden Vladimir Putin.
ISW melaporkan pada 1 Oktober 2023 bahwa Troshev tidak populer di kalangan kepemimpinan Wagner sehingga anak Prigozhin bisa menjadi pemimpin alternatif.
Lembaga think tank tersebut mengatakan, media sosial Rusia melaporkan bahwa Pavel telah mengambil alih “komando” Grup Wagner. Ia sedang bernegosiasi dengan Viktor Zolotov, kepala Rosgvardia (Garda Nasional Rusia) tentang potensi keterlibatan kembali anggota Wagner.
Hal ini dipandang sebagai cara bagi para pejuang Wagner untuk menghindari kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia dan membiarkan kelompok tersebut mempertahankan nama dan otonominya.
ISW mengatakan tidak jelas bagaimana Kremlin memandang hubungan antara Wagner dan berbagai elemen pemerintah Rusia. Rosgvardia secara langsung berada di bawah Administrasi Kepresidenan Rusia, sehingga hubungan langsung antara Rosgvardia dan Wagner akan menjadi kontra-intuitif setelah dukungan publik Putin terhadap Troshev.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan salah satu mantan komandan paling senior kelompok tentara bayaran Wagner, Andrei Troshev. Mereka mendiskusikan cara terbaik untuk menggunakan "unit sukarelawan" dalam perang Ukraina.
Pertemuan tersebut menggarisbawahi upaya Kremlin untuk menunjukkan bahwa negara telah memperoleh kendali atas kelompok Wagner usai tewasnya Yevgeny Prigozhin. Pasukan Wagner sempat ditarik dari Ukraina dan diarahkan Prigozhin menuju Moskow. Setelah pemberontakan gagal, anggota pasukan dikirim ke Belarusia dan kini sudah kembali lagi ke Rusia.
NEWSWEEK | REUTERS
Pilihan Editor: Amerika Serikat Terancam Shutdown, Joe Biden Tetap Ingin Bantu Ukraina