TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Dunia, Minggu, 1 Oktober 2023, dibuka dengan pernyataan penyanyi Mick Jagger yang tak mau membagi warisan kepada anak-anaknya. Mick Jagger juga tidak berencana untuk menjual katalog musiknya pasca-1971 untuk menghasilkan lebih banyak uang.
Berita selanjutnya adalah tentang eksodus besar-besaran warga etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh. PM Armenia Nikol Pashinyan mengatakan ini adalah pembersihan etnis.
Berita terakhir datang dari negeri kecil di Samudra Hindia, Maladewa. Negara ini baru saja menyelesaikan pemilu dengan kemenangan kandidat pro-Cina atas petahana pro-India.
Berikut, Top 3 Dunia selengkapnya:
Mick Jagger Tak Mau Bagi Warisan, Sebut Anak-anaknya Tak Butuh Uang
Penyanyi Mick Jagger membuat pernyataan mengagetkan yang mungkin tak mau didengar oleh delapan anaknya. Dalam wawancara yang baru-baru ini diterbitkan dengan Wall Street Journal, sang rocker membahas bisnis Rolling Stones saat band tersebut bersiap merilis album pertama mereka dengan materi asli dalam 18 tahun.
Mick Jagger mengatakan bahwa meskipun dia tidak suka berurusan dengan aspek bisnis industri musik, hal itu penting. The Stones telah menghasilkan jutaan tur selama bertahun-tahun. Ketika ditanya apakah ada rencana untuk menjual katalog musik pasca tahun 1971 untuk menghasilkan lebih banyak uang, Jagger menjawab tidak.
Selanjutnya, baca di sini.
Lebih dari 90 Persen Penduduk Tinggalkan Nagorno-Karabakh, PM Armenia: Ini Pembersihan Etnis!
Sejak tentara Azerbaijan menyerbu daerah kantong Nagorno-Karabakh dalam serangan kilat pekan lalu, hampir 90 persen penduduk etnis Armenia di wilayah tersebut telah melarikan diri karena takut akan penganiayaan dan pembersihan etnis.
Nazeli Baghdasaryan, sekretaris pers Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, mengatakan pada Sabtu bahwa 100.417 orang telah tiba di Armenia dari Nagorno-Karabakh. Wilayah itu berpenduduk sekitar 120.000 jiwa, sebelum Azerbaijan merebut kembali wilayah tersebut dalam serangan kilat minggu lalu.
Selanjutnya, baca di sini.
Kandidat Pro-Cina Menang atas Petahana Pro-India dalam Pemilu Maladewa
Kandidat oposisi Mohamed Muizzu telah memenangkan pemilihan presiden Maladewa, mengalahkan Presiden petahana Ibrahim Solih dalam putaran kedua yang dapat menandai pergeseran pro-Cina di kepulauan Samudra Hindia, dari mitra tradisionalnya, India.
Dengan hampir seluruh suara telah dihitung, Komisi Pemilihan Umum Maladewa mengatakan di situsnya bahwa Muizzu telah menerima 54% suara pada pemungutan suara Sabtu, dengan 46% untuk Solih.
Selanjutnya, baca di sini.
Pilihan Editor: Bom Meledak di Gedung Pemerintah, Erdogan Menantang Pelaku Teror