Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Presiden El Salvador Terus Perangi Mafia dan Geng Meski Dikritik HAM PBB, Ini Profil Nayib Bukele

image-gnews
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, berswafoto di Sidang Umum PBB pada Kamis, 26 September 2019. Reuters/Twitter
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, berswafoto di Sidang Umum PBB pada Kamis, 26 September 2019. Reuters/Twitter
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden El Salvador Nayib Bukele membanggakan keberhasilannya memberantas mafia atau geng di negaranya dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB pada Selasa, 19 September 2023.

Maret lalu, dia dikritik dan aksinya dikecam oleh divisi Hak Asasi Manusia atau HAM PBB. Nayib Bukele mengatakan, jika El Salvador mendengarkan kritik dari luar, termasuk dari PBB, negara kecil di Amerika Tengah itu akan kembali menjadi ibu kota pembunuhan dunia.

“Hari ini, saya datang untuk memberi tahu Anda bahwa perdebatan itu telah berakhir,” kata Nayib Bukele.

Memberantas geng di negaranya, menurutnya adalah keputusan tepat yang telah diambil olehnya. Kini El Salvador diklaim bukan lagi ibu kota kematian dunia. Dia juga membanggakan bagaimana dirinya membuat negaranya mencapai kondisi itu dalam waktu singkat.

“Saat ini kita adalah model keamanan dan tidak ada yang meragukannya. Ada hasilnya. Itu tidak dapat disangkal,” katanya.

Sebelumnya, lebih dari 72 ribu orang telah ditangkap berdasarkan keadaan darurat yang diperintahkan Bukele pada Maret 2022 setelah meningkatnya kekerasan geng. Kekuasaan khusus yang diberikan Kongres kepada Bukele menangguhkan beberapa hak dasar, seperti akses terhadap pengacara dan alasan penangkapan seseorang.

Kritikus mengatakan bahwa tidak ada proses hukum yang adil, dan ribuan orang yang tidak bersalah menjadi korban serangan keamanan. Lebih dari 7 ribu orang ditangkap namun dibebaskan karena kurangnya bukti adanya hubungan geng. Ini membuktikan operasi itu digelar serampangan.

PBB bidang hak asasi manusia menyatakan keprihatinan atas tindakan keras yang telah berlangsung selama setahun itu. PBB juga mencatat pelanggaran hak asasi manusia terjadi secara meluas, ribuan penangkapan yang tidak berdasar, dan puluhan kematian dalam tahanan gara-gara operasi.

Profil Nayib Bukele

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nayib Bukele atau Nayib Armando Bukele Ortez lahir pada 24 Juli 1981. Ia adalah putra dari insinyur kimia dan pengusaha Armando Bukele Kattán dan Olga Ortez. Ayahnya berasal dari Palestina dan dia memiliki saudara laki-laki, Yamil. Nayib memulai kariernya sebagai pengusaha, bekerja bersama ayahnya sejak usia muda. Pada usia 18 tahun, dia sudah menjalankan perusahaan yang sukses.

Kemudian, dia mulai belajar hukum di Central American University José Simeón Cañas; Namun, dia tidak lulus, karena dia memutuskan untuk melanjutkan bisnis keluarganya. Sebelum terjun ke dunia politik, ia adalah seorang pengusaha ternama. Nayib adalah pemilik salah satu distributor Yamaha di El Salvador dan direktur perusahaan periklanan Obermet.

Dia terjun ke dunia politik sebagai anggota Front Farabundo Martí untuk Pembebasan Nasional (FMLN). Dia telah menjalin kontak dengan partai tersebut sejak usia muda. Tetapi baru pada 2011 dia menawarkan dirinya sebagai calon Wali Kota Nuevo Cuscatlán dan terpilih setahun setelahnya. Bukele dengan cepat mendapatkan pengakuan atas ide-ide sayap kirinya dan kedekatannya dengan generasi muda.

Hanya satu bulan setelah berakhirnya pemerintahannya, dia terpilih kembali, kali ini menjadi Wali Kota San Salvador. Ia sukses memerintah mulai 1 Mei 2015 hingga 30 April 2018. Pada 10 Oktober 2017, ia dikeluarkan dari FMLN. Sejak itu, dia menjadi salah satu kritikus partai yang paling aktif.

Setelah masa jabatannya berakhir, ia memulai kampanyenya untuk menjadi presiden dengan partai Gran Alianza por la Unidad Nacional atau GANA dan dengan Félix Ulloa sebagai pasangannya. Pada pemilu presiden 3 Februari 2019, Nayib keluar sebagai pemenang dengan perolehan total 1.434.856 suara atau 53 persen pemilih, melawan calon ARENA, Carlos Calleja. Kemenangannya mengakhiri lebih dari 30 tahun bipartisan dalam pemerintahan.

Pada April 2020, Nayib menarik perhatian negara dan komunitas internasional karena kebijakannya memerintahkan penutupan penjara yang memiliki anggota geng. Hal ini menyusul gelombang kekerasan yang menewaskan 77 orang di negaranya. Tindakan tersebut tak mendapatkan perhatian dunia karena krisis akibat Covid-19. Padahal kebijakan Nayib itu melanggar hak-hak dasar narapidana.

Karena alasan ini, banyak kritikus yang menentang pemerintahannya. Otoritarianisme dan penggunaan angkatan bersenjata yang berlebihan telah mengkhawatirkan semua sektor di negara ini dan komunitas internasional. Terbaru, dia membanggakan keberhasilannya memberantas mafia atau geng di negaranya dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada Selasa, 19 September 2023.

Pilihan Editor: Presiden Nayob Bukele Kerahkan 10 Ribu Tentara untuk Tangani Kekerasan Geng di El Salvador

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Viral Israel Klaim Air Hujan di Palestina Milik Negaranya Sendiri, Kok Bisa?

6 jam lalu

Ilustrasi hujan. Physicsworld.com
Viral Israel Klaim Air Hujan di Palestina Milik Negaranya Sendiri, Kok Bisa?

Air hujan yang turun di Palestina diklaim sebagai aset milik Israel


Menlu Retno Marsudi Sorot Standar Ganda terhadap Palestina di Sidang Umum PBB

10 jam lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri Sidang Umum PBB darurat soal Palestina di New York, Amerika Serikat, pada Selasa, 28 November 2023. Dokumentasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Menlu Retno Marsudi Sorot Standar Ganda terhadap Palestina di Sidang Umum PBB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti standar ganda dalam pengaplikasian hukum internasional membuat sulit penyelesaian masalah Palestina.


Tokoh dan Aktivis HAM Hendardi Terima Medali Kehormatan dari Pemerintah Timor Leste

1 hari lalu

Tokoh dan Aktivis Hak Asasi Manusia, Hendardi menerima penghargaan Medali Kehormatan (Medal of Honor) dari Pemerintah Timor Leste pada Senin, 27 November 2023 di Dili, Timor Leste. Foto: Setara Institute
Tokoh dan Aktivis HAM Hendardi Terima Medali Kehormatan dari Pemerintah Timor Leste

Tokoh dan Aktivis Hak Asasi Manusia, Hendardi menerima penghargaan Medali Kehormatan (Medal of Honor) dari Pemerintah Timor Leste pada Senin, 27 November 2023


Choirul Anam Jadi Direktur Juru Kampanye Ganjar-Mahfud: Visi Misi Paslon Lebih Mewakili Kepentingan Rakyat

1 hari lalu

Komisioner Penyelidikan atau Pemantauan Komnas HAM Mohammad Choirul Anam memberikan keterangan kepada media terkait Tragedi Kemanusiaan Stadion Kanjuruhan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu 19 Oktober 2022. Komnas HAM terus mendalami PT Liga Indonesia Baru (LIB) diantaranya tentang mandat dan kewenangannya, tata kelola hubungan PSSI dengan PT LIB, alur komunikasi PT LIB dengan pihak broadcaster dan panitia pelaksana terkait jam pertandingan, serta standar kelaikan stadion pertandingan Arema melawan Persebaya yang  mengakibatkan 133 orang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Fauzan
Choirul Anam Jadi Direktur Juru Kampanye Ganjar-Mahfud: Visi Misi Paslon Lebih Mewakili Kepentingan Rakyat

Choirul Anam mengklaim apa yang ditawarkan pasangan Ganjar-Mahfud lebih mencerminkan kepentingan rakyat.


Penipuan Tiket Coldplay, Ghisca Tidak Beraksi Seorang Diri?

4 hari lalu

Ghisca Debora Aritonang (19) yang telah ditetapkan sebagai tersangka penipuan tiket konser Coldplay senilai Rp 5,1 miliar.(ANTARA/Siti Nurhaliza)
Penipuan Tiket Coldplay, Ghisca Tidak Beraksi Seorang Diri?

Kriminolog UI menduga ada mafia tiket di balik penipuan tiket Coldplay maupun konser musisi internasional lain di Jakarta.


Rakyat El Salvador Gelar Unjuk Rasa Jelang Perhelatan Miss Universe 2023, Ada Apa?

9 hari lalu

Petugas polisi berjaga-jaga di protes yang menuntut bantuan untuk pembebasan orang-orang yang ditahan selama keadaan darurat yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengekang kekerasan geng, menjelang gala Miss Universe yang akan diadakan di San Salvador, El Salvador 18 November 2023. REUTERS/Jose Cabezas
Rakyat El Salvador Gelar Unjuk Rasa Jelang Perhelatan Miss Universe 2023, Ada Apa?

Ratusan orang berunjuk rasa menjelang perhelatan final Miss Universe ke-72 yang diselenggarakan di ibu kota El Salvador


Hari Anak Sedunia 2023: Setiap Anak Berhak Hidup dalam Dunia yang Damai

9 hari lalu

Anak-anak Palestina dari Gaza berpose untuk foto di dekat masjid Al Aqsa. Getty Images
Hari Anak Sedunia 2023: Setiap Anak Berhak Hidup dalam Dunia yang Damai

Peringatan Hari Anak Sedunia pada 20 November adalah panggilan untuk mempromosikan dan melindungi hak-hak anak di seluruh dunia.


Geng Kejahatan Peretas Sebut ICBC Takluk, Bayar Uang Tebusan

15 hari lalu

Contoh chat dengan Lockbit. Foto: Istimewa
Geng Kejahatan Peretas Sebut ICBC Takluk, Bayar Uang Tebusan

Geng peretas mengatakan ICBC membayar uang tebusan atas peretasan yang mengganggu pasar Treasury AS.


Operasi Gabungan Polisi Italia dan AS Tangkap 17 Anggota Gembong Mafia Gambino

20 hari lalu

Rekan keluarga Gambino, Franco Lupoi, dikawal oleh agen FBI dari kantor mereka di Manhattan di New York 11 Februari 2014. (REUTERS)
Operasi Gabungan Polisi Italia dan AS Tangkap 17 Anggota Gembong Mafia Gambino

Tujuh orang ditangkap di Italia dan 10 lainnya di AS dalam penggerebekan gabungan terhadap anggota Gambino dan mafia Sisilia.


Peraih Nobel Perdamaian, Narges Mohammadi, Mogok Makan

22 hari lalu

Aktivis hak asasi manusia Iran dan wakil presiden Pusat Pembela Hak Asasi Manusia (DHRC) Narges Mohammadi berpose dalam foto selebaran tak bertanggal. Menurut Panitia Nobel dalam cuitan di X, dulu dikenal sebagai Twitter, Mohammadi ditangkap rezim Iran 13 kali, didakwa lima kali dan dihukum total 31 tahun penjara serta 154 hukum cambuk. Mohammadi family archive photos/Handout via REUTERS
Peraih Nobel Perdamaian, Narges Mohammadi, Mogok Makan

Pemenang Nobel Perdamaian asal Iran, Narges Mohammadi, yang dipenjarakan, mogok makan sebagai protes karena tidak diberi akses perawatan medis.