TEMPO.CO, Jakarta - Presiden El Salvador Nayib Bukele pada Sabtu, 3 Desember 2022, mengumumkan pengerahan 10 ribu pasukan keamanan ke wilayah pinggir kota San Salvador yang dikenal sebagai tempat bercokolnya geng-geng bersenjata di negara itu.
Langkah tersebut merupakan eskalasi terbaru dalam perang salib melawan kekerasan geng yang dimulai sejak Maret 2022. Kelompok HAM menilai upaya memerangi kekerasan antar geng tersebut telah dinodai oleh penahanan yang tidak dapat dibenarkan (secara HAM).
"Soyapango benar-benar terkepung. Sekitar 8.500 tentara dan 1.500 agen telah mengepung kota itu, sementara tim ekstraksi dari Kepolisian dan tentara ditugaskan untuk melepaskan semua anggota geng yang masih ada satu per satu," tulis Presiden Bukele di Twitter pada Sabtu pagi, 3 Desember 2022.
Baca juga: Diretas Pegasus Spyware, Jurnalis El Salvador Tuntut NSO Group di AS
Presiden terpilih El Salvador, Nayib Bukele, dan istri Gabriella de Bukele. Reuters
Soyapango adalah sebuah Kotamadya di bagian timur Ibu Kota San Salvador, yang dikenal sebagai kubu geng Mara Salvatrucha dan Barrio 18. Pemerintah daerah Soyapango menolak berkomentar atas kicauan Presiden Bukele tersebut.
Gambar yang dirilis Pemerintah El Salvador memperlihatkan tentara membawa senjata berat, helm dan rompi antipeluru, bepergian dengan kendaraan perang. Kotamadya Soyapango memiliki populasi sekitar 300 ribu jiwa dan sebelumnya dianggap tidak pernah dapat ditembus untuk penegakan hukum.
Untuk memulai rencananya untuk memerangi kekerasan antar geng, Presiden Bukele memerintahkan penangkapan lebih dari 50 ribu tersangka anggota geng, yang dia gambarkan sebagai teroris dan telah menolak hak prosedural dasarnya. Presiden Bukele sangat ingin mengurangi tingkat pembunuhan di negaranya menjadi kurang dari dua orang per hari, setelah puluhan warga Salvador terbunuh dalam satu akhir pekan pada Maret 2022 lalu. El Salvador adalah sebuah negara di wilayah Amerika Tengah.
Reuters | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Miliarder Rusia Mikhail Fridman Konfirmasi Tidak Ditahan Inggris
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.