TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Cina untuk memberikan lebih banyak informasi tentang asal usul COVID-19. WHO menyatakan siap mengirim tim kedua untuk menyelidiki masalah ini.
“Kami menekan Cina untuk memberikan akses penuh. Kami meminta negara-negara untuk menyampaikannya dalam pertemuan bilateral, untuk mendesak Beijing agar bekerja sama,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada surat kabar Financia Times.
Komentar ketua WHO ini muncul ketika otoritas kesehatan dan perusahaan farmasi di seluruh dunia berlomba memperbarui vaksin untuk memerangi varian virus corona baru yang muncul. Ghebreyesus telah lama menekan Cina untuk membagikan informasinya tentang asal muasal COVID-19. Ia mengatakan bahwa hingga kini hipotesis tentang asal usul virus Corona masih belum terjawab.
Virus Covid-19 pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan di Cina pada Desember 2019. Banyak yang menduga virus ini menyebar di pasar hewan hidup sebelum menjalar ke seluruh dunia dan membunuh hampir 7 juta orang.
Cina telah mencabut kebijakan nol-Covid secara tiba-tiba pada Mei lalu. Dalam studi baru di AS tiga pekan lalu, kebijakan ini menyebakan 2 juta kematian.
Studi yang dilakukan oleh Pusat Kanker Fred Hutchinson di Seattle yang didanai pemerintah federal ini diambil dari sampel data kematian yang diterbitkan oleh beberapa universitas di Cina dan pencarian di internet. Laporan tersebut menemukan bahwa sekitar 1,87 juta kematian lebih banyak pada orang berusia di atas 30 tahun antara Desember 2022 hingga Januari 2023. Kematian itu terjadi di semua provinsi di daratan Cina kecuali Tibet.
Keputusan Cina pada bulan Desember lalu untuk mengakhiri kebijakan nol-COVID selama tiga tahun, yang mencakup pengujian massal dan penguncian karantina yang ketat dan terus-menerus, menyebabkan lonjakan besar rawat inap dan kematian. Menurut para ahli kesehatan sebagian besar tidak dilaporkan oleh pemerintah.
Cina berhenti melaporkan angka kematian harian resmi pada akhir 2022. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan terdapat 121.628 kematian akibat virus Corona di Cina, dari total kematian global yang mencapai hampir 7 juta jiwa.
REUTERS
Pilihan Editor: Remaja di India Dibunuh karena Alasan Sepele