TEMPO.CO, Jakarta - Penjaga penjara pada Sabtu, 16 September 2023, memadamkan api yang dimulai oleh wanita narapidana di bangsal penjara dekat ibu kota Teheran, kantor berita resmi Iran, IRNA.
Menurut kantor berita tersebut perempuan terpidana mati yang memprotes manajemen penjara membakar bangsal perempuan di penjara Qarchak dengan membakar pakaian mereka.
Tidak jelas apakah insiden tersebut ada kaitannya dengan protes umum pada peringatan pertama kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi.
Jaringan Hak Asasi Manusia Kurdistan sebelumnya mengatakan bahwa perempuan narapidana pada Sabtu mengadakan protes di penjara Qarchak pada peringatan kematian Amini. Mereka mengatakan pasukan khusus memasuki bangsal, memukuli para wanita tersebut dan menembakkan peluru pelet ke beberapa pengunjuk rasa.
Protes oleh para perempuan tahanan ini bukan yang pertama kali dilakukan. Pada 23 Mei 2023, menurut laporan di akun media sosial, beberapa tahanan politik perempuan paling terkenal, termasuk Sepideh Gholian, Bahareh Hedayat, Faezeh Hashemi, dan Narges Mohammadi, berpartisipasi dalam protes politik yang jarang terjadi di dalam penjara, dan masing-masing mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengecam gelombang eksekusi tersebut.
Golrokh Ebrahimi Iraee, tahanan lainnya, mengatakan: “Para perempuan tahanan politik di Penjara Evin mengadakan upacara pada Sabtu (20 Mei) di halaman bangsal perempuan untuk memprotes eksekusi baru-baru ini, termasuk eksekusi dua orang di Penjara Arak atas tuduhan penodaan agama, dan tiga eksekusi baru-baru ini di Isfahan."
Iraee, yang pada April dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara karena kejahatan “melawan rezim,” mengatakan bahwa “sifat rezim ini adalah secara fisik menghilangkan lawan-lawannya, kritikus, dan mereka yang memprotes kebijakannya. Keheningan kami adalah sebuah dukungan. tentang sikap tidak tahu malu para pelakunya dan terlibat dalam mengasah bilah tiang gantungan."
Tidak jelas apakah perempuan tersebut dihukum atas protes tersebut.
Pengadilan Iran, atas desakan para pemimpin senior, telah mengambil sikap garis keras terhadap pengunjuk rasa yang berdemonstrasi menentang kematian Amini pada September. Wanita berusia 22 tahun itu meninggal saat berada dalam tahanan polisi di Teheran setelah ditahan karena diduga mengenakan jilbab secara tidak benar.
REUTERS, RADIO FREE EUROPE/RADIO LIBERTY
Pilihan Editor: Mahkamah Dunia Sidangkan Keberatan Rusia untuk Kasus Genosida Ukraina