TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat luar angkasa Rusia meluncur dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada Jumat, 15 September 2023. Pesawat itu membawa dua kosmonot Rusia dan seorang astronot AS untuk bergabung dengan awak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Pesawat luar angkasa Soyuz MS-24 yang membawa Loral O'Hara Amerika dan Oleg Kononenko serta Nikolai Chub dari Rusia berlabuh di ISS, menurut badan antariksa Roscosmos Rusia. Mereka akan bergabung dengan kru astronot NASA saat ini Jasmin Moghbeli dan Frank Rubio, kosmonot Rusia Dmitry Petelin, Konstantin Borisov dan Sergei Prokopyev, serta Andreas Mogensen dari Denmark dan Satoshi Furukawa dari Jepang.
O'Hara dan Chub melakukan penerbangan luar angkasa pertama mereka. Adapun Kononenko melakukan penerbangan kelima.
Program luar angkasa Rusia mengalami kemunduran besar bulan lalu ketika pesawat ruang angkasa Luna-25 jatuh saat mencoba mendarat di dekat kutub selatan bulan dalam misi bulan pertama negara itu dalam 47 tahun.
ISS adalah salah satu dari sedikit proyek internasional di mana Amerika Serikat dan Rusia masih bekerja sama secara erat. Hubungan di wilayah lain telah rusak sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Kononenko dari Rusia menyinggung ketegangan geopolitik selama konferensi pers pra-penerbangan pada hari Kamis lalu. Dia mengatakan bahwa kosmonaut dan astronot “tidak seperti di bumi,” mereka saling menjaga satu sama lain di luar angkasa.
“Kami mendengar satu sama lain di sana, dan kami memahami satu sama lain, dan kami sangat sensitif terhadap hubungan kami,” katanya. “Kami selalu menjaga satu sama lain.”
O'Hara memuji “warisan” stasiun tersebut. Ia mengatakan bahwa stasiun tersebut telah menyatukan negara-negara.
“Kedatangan tiga anggota awak baru ke tujuh orang yang sudah berada di Ekspedisi 69 untuk sementara meningkatkan populasi stasiun menjadi 10,” kata NASA setelah Soyuz merapat ke ISS.
Kononenko, 59, dan Chub, 39, dijadwalkan menghabiskan satu tahun di ISS, sementara O'Hara, 40, akan menghabiskan enam bulan di ISS.
Pada akhir masa tinggalnya selama setahun, Kononenko akan mencetak rekor baru untuk waktu terlama di luar angkasa, lebih dari seribu hari.
Chub mengatakan bahwa bepergian ke luar angkasa adalah “impian masa kecilnya.” Dia mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mencapai tujuan tersebut.
Moskow terakhir kali mendaratkan wahana di Bulan pada 1976, sebelum beralih dari eksplorasi bulan ke misi ke Venus dan membangun stasiun luar angkasa Mir.
REUTERS | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Konglomerat Bekas Pendukung Zelensky Ditahan, Uang Jaminannya Fantastis