TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Pendidikan Cina menyatakan bahwa layanan bimbingan belajar tanpa lisensi dapat dikenakan denda hingga 100 ribu yuan dalam upaya menekan industri bimbel yang marak dan menguntungkan.
Dengan ini, Cina juga berusaha mempromosikan “lingkungan yang baik” untuk belajar.
Pengumuman yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan melalui televisi nasional CCTV ini merupakan langkah terbaru dalam mereformasi sektor pendidikan Cina dan mengurangi tekanan akademik pada siswa.
Sebelumnya pada 2021, Beijing menerapkan peraturan ketat untuk menekan industri bimbel swasta yang sedang berkembang pesat senilai US$120 miliar. Keputusan ini berkaitan erat dengan keinginan Cina untuk mengurangi tekanan pada anak-anak dan meningkatkan angka kelahiran dengan menurunkan biaya keluarga.
Namun menurut kementerian, masalah seperti bimbel sepulang sekolah yang tidak berlisensi terus terjadi pada “tingkat yang berbeda-beda” dan masalah masing-masing lembaga “mengambil uang dan melarikan diri” masih terjadi.
“Ada kebutuhan mendesak untuk memperbaiki sistem hukum untuk pelatihan sepulang sekolah,” kata kementerian.
Perekonomian Cina yang melambat, dengan kepercayaan konsumen yang sangat rendah, memengaruhi rencana pasangan muda untuk menikah atau memiliki anak.
Hal ini memperparah masalah demografis di Cina sebagai salah satu masyarakat dengan penuaan tercepat di dunia. Mahalnya biaya pendidikan disebut-sebut sebagai faktor kunci penolakan anak muda Cina untuk memiliki anak.
Pilihan Editor: Kebijakan Satu Anak Bikin Populasi Menyusut, Kini China Kebingungan Tambah Penduduk
REUTERS
