TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan mantan pimpinan perusahaan Rusnano yang didanai negara, Anatoly Chubais, mungkin pindah ke Israel karena kekhawatiran akan konsekuensi hukum atas penyimpangan keuangan.
Dalam Forum Ekonomi Timur di Vladivostok pada Selasa, Putin merujuk Chubais dengan pernyataan anti-Semit. Ia mengatakan telah diperlihatkan foto Chubais, “di mana dia bukan lagi Anatoly Borisovich, tetapi Moysha Israelevich, yang tinggal di suatu tempat di sana.”
“Untuk apa dia melakukan ini, saya tidak mengerti. Kenapa dia melarikan diri?” kata Putin secara retoris.
Dia menduga Chubais keluar negeri adalah karena dugaan adanya “lubang keuangan besar” di Rusnano, perusahaan yang dipimpinnya selama 12 tahun. Putin menyebut saat ini tidak ada kasus pidana terkait dengan dugaan penyimpangan keuangan, tetapi mungkin Chubais khawatir beberapa kasus akan muncul.
“Pengusaha tersebut jelas tidak unggul dalam memimpin perusahaan besar yang diciptakan untuk mengembangkan nanoteknologi, setidaknya dari perspektif ekonomi (dan) keuangan,” ujar Putin.
Oktober lalu, pihak berwenang Rusia mengumumkan bahwa mereka telah membuka penyelidikan terhadap aktivitas keuangan Rosnano, dengan tuduhan bahwa sebanyak US$50 juta mungkin telah digelapkan di perusahaan tersebut antara tahun 2010 dan 2020.
Status penyelidikan itu belum jelas.
Ketika ditanya TASS mengenai tanggapan terhadap pernyataan tersebut, Chubais mengatakan dia “lebih suka tidak mengomentari apa pun yang dikatakan (Presiden Vladimir Putin).”
Keberadaan Chubais secara pasti tidak diketahui, meskipun ia terlihat di Siprus, dan laporan berita Rusia mengatakan ia mungkin berusaha berimigrasi ke Israel.
Dia tidak mengatakan apa pun secara terbuka sejak meninggalkan Rusia. Agustus lalu, dia dilaporkan dirawat di rumah sakit di Italia karena gangguan kekebalan yang langka.
Chubais menduduki sejumlah jabatan senior di bawah mantan Presiden Boris Yeltsin, termasuk menteri keuangan. Dia memimpin Rusnano dari 2008 hingga 2020, sebelum menjadi perwakilan khusus Putin yang mengoordinasikan hubungan dengan organisasi internasional.
Pada Maret lalu, segera setelah dimulainya kampanye militer Rusia melawan Ukraina, beberapa media Barat melaporkan Chubais telah meninggalkan negara tersebut. Putin secara resmi memecatnya dari tugasnya pada akhir bulan yang sama.
Pada Mei, beberapa media Israel mengklaim Chubais dan istrinya telah meminta izin tinggal jangka panjang di negara Timur Tengah tersebut.
Putin juga menuding salah satu pendiri raksasa teknologi Rusia Yandex, Arkady Volozh, yang telah tinggal di Israel sejak 2015 dan belum mengunjungi Rusia sejak konflik dengan Ukraina pecah.
Pemimpin Rusia tersebut mengatakan meskipun masyarakat mempunyai hak untuk tinggal di mana pun mereka mau, mereka harus menghormati negara tempat mereka terkenal.
Putin menggambarkan Volozh sebagai orang yang “berbakat” dan mendoakan yang terbaik untuknya, meskipun pengusaha teknologi itu bulan lalu mengkritik tindakan Moskow di Ukraina.
Namun, presiden menambahkan, “Jika seseorang telah mengenyam pendidikan dan mencapai kesuksesan di Rusia, mereka harus memiliki rasa hati nurani terhadap negara yang memberi mereka segalanya.”
Pilihan Editor: Putin: 270.000 Orang Bergabung dengan Tentara Rusia dalam Enam Bulan Terakhir
RFERL