TEMPO.CO, Jakarta - Tim pencari berpacu dengan waktu untuk bisa menemukan korban selamat di bawah reruntuhan lebih dari 48 jam setelah gempa Maroko, yang terjadi Jumat lalu, 8 September 2023. Sampai Senin, lebih dari 2.100 korban tewas dalam bencana yang menghancurkan desa-desa di Pegunungan High Atlas itu.
Tim pencari dari Spanyol dan Inggris bekerja sama dalam upaya menemukan korban selamat dari gempa berkekuatan 6,8 yang terjadi pada Jumat malam, 72 km barat daya Marrakesh.
Baca juga:
Banyak orang yang selamat menghabiskan malam ketiganya di luar rumah karena temat tinggal mereka hancur atau menjadi tidak aman akibat gempa paling dahsyat di Maroko sejak 1900. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.122 orang dan 2.421 orang terluka, TV pemerintah melaporkan pada Minggu malam.
Di desa Tafeghaghte, Hamid bin Henna menggambarkan bagaimana putranya yang berusia delapan tahun meninggal di bawah reruntuhan setelah dia pergi mengambil pisau dari dapur saat keluarga tersebut sedang makan malam. Anggota keluarga lainnya selamat.
Orang-orang sedang menyelamatkan harta benda dari reruntuhan rumah mereka dan menggambarkan pemandangan menyedihkan saat mereka menggali dengan tangan kosong untuk mencari kerabat.
Gempa juga merusak warisan budaya Maroko. Bangunan di kota tua Marrakesh, yang merupakan Situs Warisan Dunia, rusak. Gempa tersebut juga dilaporkan menimbulkan kerusakan besar pada Masjid Tinmel dari abad ke-12 yang terletak di daerah pegunungan terpencil dekat dengan pusat gempa.
Para penyintas yang berjuang untuk mendapatkan tempat berlindung mengkritik atas lambannya respons pemerintah.
Maroko telah mengerahkan tentara dan mengatakan pihaknya memperkuat tim pencarian dan penyelamatan, menyediakan air minum dan mendistribusikan makanan, tenda, serta selimut.
Televisi pemerintah melaporkan pada hari Minggu bahwa pemerintah mungkin menerima tawaran bantuan dari negara lain dan akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan.
Tim pencari dengan anjing pelacak telah dikirim oleh Inggris dan Spanyol. Sementara itu, Qatar mengatakan pada hari Minggu bahwa tim pencarian dan penyelamatannya berangkat ke Maroko. Spanyol mengatakan pihaknya menerima permintaan bantuan resmi dari Maroko pada hari Minggu.
Prancis, salah satu negara yang menawarkan bantuan, mengatakan siap membantu dan sedang menunggu permintaan resmi dari Maroko.
Raja Mohammed VI berterima kasih kepada Spanyol, Qatar, Inggris dan Uni Emirat Arab atas pengiriman bantuannya, TV pemerintah melaporkan pada hari Minggu. Maroko telah menilai kebutuhan bantuan dan mempertimbangkan pentingnya mengoordinasikan upaya bantuan sebelum menerima bantuan mereka, katanya.
REUTERS
Pilihan Editor Lupakan Perseteruan Lama, Ini Perusahaan Top AS yang Diajak Biden Investasi di Vietnam