TEMPO.CO, Jakarta - Para eksekutif di perusahaan-perusahaan terkemuka Amerika Serikat dan Vietnam di sektor semikonduktor, teknologi, dan penerbangan bertemu pada hari Senin, 11 September 2023, sebagai bagian dari kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Hanoi, berupaya menjalin kemitraan bisnis dengan kesepakatan baru di bidang AI atau kecerdasan buatan.
Biden tak main-main dalam menjalin bisnis dengan seteru lama AS itu. Sejumlah eksekutif senior dari perusahaan terkemuka seperti Google, Intel, Amkor, Marvell, GlobalFoundries dan Boeing diajak menghadiri Konferensi Vietnam-AS tentang inovasi dan investasi, menurut rancangan agenda yang disiarkan Reuters.
Dari Vietnam, terdapat eksekutif dari setengah lusin perusahaan, termasuk pembuat mobil listrik yang terdaftar di Nasdaq VinFast, maskapai penerbangan Vietnam Airlines, perusahaan teknologi FPT, MoMo, dompet elektronik terbesar di negara tersebut berdasarkan pengguna, serta perusahaan internet VNG, yang mengajukan penawaran saham perdana ke publik (IPO) di AS pada bulan Agustus.
Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan dari peningkatan bersejarah hubungan diplomatik yang disepakati pada hari Minggu, menggarisbawahi keinginan AS untuk meningkatkan peran Vietnam di dunia. Hal ini terutama terjadi pada industri pembuatan chip ketika Washington berupaya mengurangi paparan sektor ini terhadap risiko yang terkait dengan Cina, termasuk gesekan perdagangan dan ketegangan terkait Taiwan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Investasi Vietnam Nguyen Chi Dzung memimpin pertemuan tersebut, yang akan dilanjutkan dengan diskusi dengan Biden dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh.
Kesepakatan yang baru diumumkan oleh Gedung Putih mencakup rencana Microsoft untuk membuat “solusi berbasis AI generatif yang dirancang untuk Vietnam dan pasar negara berkembang.”
Nvidia juga akan bermitra dengan FPT Vietnam, Viettel dan Vingroup, perusahaan induk VinFast, dalam bidang AI di negara tersebut, katanya.
Gedung Putih juga menyoroti sejumlah investasi terkait chip oleh perusahaan-perusahaan AS di Vietnam, termasuk rencana Marvell dan Synopsys untuk membangun pusat desain chip di negara tersebut.
Pabrik Amkor baru senilai $1,6 miliar di dekat Hanoi yang merakit, mengemas, dan menguji chip akan mulai beroperasi pada bulan Oktober.
Nilai investasi tersebut setara dengan pabrik perakitan chip Intel senilai $1,5 miliar di bagian selatan negara tersebut – yang merupakan pabrik terbesar perusahaan itu di dunia. Awal tahun ini perusahaan itu mungkin diperluas.
Vietnam Airlines juga akan membeli 50 jet Boeing 737 Max, kata Gedung Putih, dalam sebuah perjanjian yang menurut sebuah sumber kepada Reuters bernilai sekitar $7,5 miliar.
Konglomerat AS Honeywell akan bekerja sama dengan mitranya di Vietnam meluncurkan proyek percontohan untuk mengembangkan sistem penyimpanan energi baterai pertama di Vietnam, demikian ungkap Gedung Putih.
AS dan Vietnam pernah berkonflik dalam Perang Vietnam 1957-1975 ketika Washington membantu kelompok nasional di Vietnam Selatan berhadapan dengan kubu komunis di Vietnam Utara.
REUTERS
Pilihan Editor Moskow Klaim Partai Pimpinan Putin Menang di Empat Wilayah Ukraina