TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengecam Elon Musk karena secara tidak langsung mengizinkan pasukan Rusia menyerang kota-kota Ukraina. Alasannya komunikasi satelit Starlink milik Elon Musk mengganggu operasi drone.
Rincian insiden tersebut dituangkan dalam biografi Musk oleh Walter Isaacson, yang akan dirilis pada hari Selasa. Buku tersebut menggambarkan bagaimana jaringan Starlink itu mematikan komunikasi di dekat pantai semenanjung Krimea yang diduduki Rusia ketika drone Ukraina mendekati kapal perang Rusia. Akibatnya drone Ukraina itu kehilangan konektivitas.
Elon Musk diduga memerintahkan para insinyur Starlink untuk mematikan komunikasi karena dia khawatir Presiden Rusia Vladimir Putin akan membalas serangan Ukraina di Krimea dengan senjata nuklir, menurut buku Isaacson. “Saya pikir jika serangan Ukraina berhasil menenggelamkan armada Rusia, itu akan menjadi seperti Pearl Harbor mini dan menyebabkan eskalasi besar-besaran,” kata Elon Musk. “Kami tidak ingin menjadi bagian dari hal itu.”
Podolyak memilih X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter milik Musk, untuk melancarkan serangan pedas terhadap miliarder teknologi tersebut. Dalam postingannya, dia mengatakan dengan tidak mengizinkan drone Ukraina menyerang kapal perang Rusia, berarti Elon Musk merestui armada ini menembakkan rudal Kalibr ke kota-kota Ukraina. Tindakan itu menurutnya mengakibatkan kematian warga sipil dan anak-anak.
Podolyak telah mengkritik Elon Musk sebelumnya. Pada Februari ia menulis, “Setahun perlawanan Ukraina dan perusahaan harus memutuskan apakah mereka berpihak pada Ukraina & hak atas kebebasan, dan tidak mencari cara untuk melakukan tindakan yang merugikan. Atau mereka berada di pihak Rusia dan haknya untuk membunuh dan merebut wilayah.”
Layanan Starlink SpaceX, yang memiliki jaringan lebih dari 4.000 satelit yang berkembang pesat di orbit rendah Bumi, telah digunakan oleh pasukan Ukraina untuk berbagai upaya, termasuk komunikasi di medan perang.
SpaceX telah memberikan Starlink kepada Ukraina dan militer negara itu sejak awal perang pada tahun 2022.
Elon Musk pernah dituduh mengunggah narasi tentang Rusia, termasuk menyarankan agar sebagian wilayah Ukraina yang diduduki diserahkan ke Rusia. Komisi Eropa juga menerbitkan laporan yang menunjukkan X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, telah memainkan peran penting dalam menyebarkan propaganda Rusia.
Dalam buku Isaacson, Elon Musk mengeluhkan keterlibatan Starlink dalam konflik tersebut. “Starlink tidak dimaksudkan untuk terlibat dalam perang. Hal ini dilakukan agar orang-orang dapat menonton Netflix dan bersantai serta online untuk bersekolah dan melakukan hal-hal baik yang damai, bukan serangan drone,” ujar Elon Musk.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Larangan PNS Beijing Pakai iPhone Bikin AS Kegerahan