TEMPO.CO, Jakarta - Cina melarang pejabat di lembaga pemerintah pusat menggunakan iPhone dan perangkat merek asing lainnya untuk bekerja atau membawanya ke kantor, demikian dilaporkan Wall Street Journal pada Rabu, 6 Septembe 2023.
Larangan menggunakan produk Amerika Serikat ituersebut diberikan oleh atasan kepada staf mereka dalam beberapa pekan terakhir dan tidak jelas seberapa luas perintah tersebut didistribusikan, kata WSJ.
Larangan ini terjadi menjelang acara Apple minggu depan yang diyakini para analis akan membahas peluncuran lini iPhone baru, dan dapat memicu kekhawatiran di antara perusahaan asing yang beroperasi di Cina ketika ketegangan Tiongkok-AS meningkat.
Laporan WSJ tidak menyebutkan nama pembuat ponsel lain selain Apple. Sejah ini belum ada tanggapan dari Apple dan Kantor Informasi Dewan Negara Cina, yang menangani pertanyaan media atas nama pemerintah.
Selama lebih dari satu dekade, Cina berupaya mengurangi ketergantungan pada teknologi asing, dengan meminta perusahaan afiliasi negara seperti bank untuk beralih ke perangkat lunak lokal dan mempromosikan manufaktur chip dalam negeri.
Beijing meningkatkan kampanye ini pada tahun 2020, ketika para pemimpinnya mengusulkan apa yang disebut model pertumbuhan “sirkulasi ganda” untuk mengurangi ketergantungan pada pasar dan teknologi luar negeri, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran Cina terhadap keamanan data.
Pada bulan Mei, Cina mendesak perusahaan-perusahaan besar milik negara untuk memainkan peran penting dalam upaya mencapai kemandirian teknologi, sehingga meningkatkan persaingan di tengah perselisihan dengan Amerika Serikat.
Ketegangan Cina-AS meningkat ketika Washington bekerja sama dengan sekutunya untuk memblokir akses Tiongkok terhadap peralatan penting untuk menjaga industri chipnya tetap kompetitif. Tindakan ini dibalas Beijing dengan membatasi pengiriman dari perusahaan-perusahaan terkemuka AS termasuk pembuat pesawat Boeing dan perusahaan chip Micron Technology.
Saat berkunjung ke Cina pekan lalu, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan perusahaan-perusahaan AS telah mengeluh kepadanya bahwa Cina menjadi “tidak layak untuk investasi”, merujuk pada denda, penggerebekan, dan tindakan lain yang menjadikannya berisiko dalam melakukan bisnis di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Pembatasan terbaru yang dilakukan Cina mencerminkan larangan serupa yang diterapkan di Amerika Serikat terhadap pembuat ponsel pintar Tiongkok Huawei dan platform video pendek TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance. Cina adalah salah satu pasar terbesar Apple dan menghasilkan hampir seperlima pendapatannya.
REUTERS
Pilihan Editor Pilot Rusia yang Membelot ke Ukraina Dapat Hadiah Rp 7,6 M