TEMPO.CO, Jakarta - India telah mengajukan protes keras kepada Cina atas peta baru yang mengklaim wilayahnya. Menurut Cina itu adalah wilayahnya dan begitu pula sebaliknya.
Sengketa perbatasan ini adalah ketegangan terbaru di antara kedua negara tetangga di Asia tersebut. Protes yang diajukan oleh New Delhi pada hari Selasa menyusul laporan di media India bahwa Beijing telah merilis “peta standar” resmi yang menunjukkan negara bagian Arunachal Pradesh di India dan dataran tinggi Aksai Chin sebagai wilayah resmi Cina
“Kami hari ini telah mengajukan protes keras melalui saluran diplomatik dengan pihak Cina mengenai apa yang disebut ‘peta standar’ Cina tahun 2023 yang mengklaim wilayah India,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
“Kami menolak klaim tersebut karena tidak memiliki dasar. Langkah-langkah pihak Cina seperti itu hanya mempersulit penyelesaian masalah perbatasan,” kata Bagchi.
New Delhi mengatakan dua wilayah pada peta yang dirilis oleh surat kabar Global Times milik pemerintah Beijing adalah milik India. Salah satunya adalah negara bagian Arunachal Pradesh di timur laut India, yang dianggap Cina sebagai bagian dari Tibet. Pada 1962, India dan Cina terlibat perang perbatasan besar-besaran. Wlayah kedua adalah Aksai Chin, sebuah koridor strategis dataran tinggi yang menghubungkan Tibet ke Cina bagian barat.
Cina mengklaim Arunachal Pradesh di Himalaya timur sebagai bagian dari Tibet selatan. Pada April, Cina merilis peta yang mengganti nama 11 tempat di negara bagian tersebut menjadi “Zangnan”, atau Tibet selatan dalam bahasa Cina Aksai Chin, sebuah dataran tinggi di Himalaya barat, diklaim oleh India tetapi dikuasai oleh Cina.
Sebelumnya pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar menolak klaim teritorial Cina.
“Membuat klaim yang tidak masuk akal atas wilayah India tidak menjadikan India sebagai wilayah Tiongkok,” kata Jaishankar kepada saluran berita NDTV. Hubungan antara kedua negara bertetangga di Asia itu anjlok setelah tentara dari kedua belah pihak bentrok di Himalaya pada Juni 2020, yang mengakibatkan kematian 20 tentara India dan empat tentara Cina.
Meskipun situasi di perbatasan panjang Tiongkok-India telah tenang sejak kekerasan pada 2020, perselisihan terus terjadi di beberapa wilayah. Puluhan ribu tentara berkumpul di kedua sisi perbatasan di Himalaya barat di sepanjang Garis Kontrol Aktual.
Protes New Delhi terhadap peta tersebut terjadi beberapa hari setelah Perdana Menteri India Narendra Modi berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping di sela-sela KTT BRICS di Johannesburg pekan lalu. India menyoroti kekhawatiran mengenai sengketa perbatasan Himalaya.
Beijing menyebut pertemuan itu sebagai “pertukaran pandangan yang jujur dan mendalam”. India mengatakan Modi telah menekankan bahwa “mengamati dan menghormati” garis kontrol adalah hal penting.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Kritik Pemerintah Pangeran MBS Korupsi, Guru di Arab Saudi Dihukum Mati