Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

9 Tahun Recep Tayyip Erdogan Berkuasa, Kilas Balik Pemilu Presiden Turki 2014

image-gnews
Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan. REUTERS/Umit Bektas
Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan. REUTERS/Umit Bektas
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPada 28 Agustus 2014, Recep Tayyip Erdogan berhasil mengalahkan saingannya dalam pemilihan umum presiden 2014. Pemilihan umum ini dilaksanakan di Turki pada 10 Agustus 2014.

Pemilu presiden ini merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan secara nasional di turki.Dilansir dari The Guardian, sebelumnya Presiden Turki dipilih oleh parlemen. Perubahan terjadi pada referendum 2010 yang memberi rakyat Turki kekuasaan untuk memilih Presiden melalui pemungutan suara langsung. 

Pada tahun itu, 55 juta warga negara Turki yang berada di dalam dan luar negeri turut memberikan hak pilihnya. Pemilihan presiden ini memiliki beberapa aturan. Misalnya, apabila dari ketiga kandidat tidak ada yang mendapatkan persentase lebih dari 50 persen maka putaran kedua akan dilaksanakan. Putaran kedua akan dilakukan pada 24 Agustus dan hanya diikuti oleh dua kandidat dengan suara tertinggi. Namun, pemutaran kedua tidak jadi dilaksanakan sebab Erdogan telah memperoleh suara lebih dari 50 persen dan mengalahkan dua kandidat lainnya. 

Kandidat pertama pada Pemilu Presiden 2014 adalah Recep Tayyip Erdogan. Diambil dari p2k.stekom.ac.id, sebelum dilantik menjadi Presiden Turki pada 2014, Erdogan adalah Ketua dari Partai Keadilan dan Pembangunan yang terpilih sebagai Perdana Menteri pada 2002. Pada pemilu 2014, ia memenangkan suara sebanyak 51,97 persen.

Kandidat kedua, Ekmeleddin hsanolu, mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam maju sebagai usungan 13 partai oposisi dan mencapai suara 38,44 persen. Lalu, kandidat ketiga, Selahattin Demirtas selaku Ketua Partai Demokratik Rakyat mendapatkan suara mencapai 9,77 persen. 

Setelah menang secara mutlak, Erdogan berkata bahwa dirinya tidak akan menjadi presiden bagi orang yang memilihnya. Ia akan menjadi Presiden bagi 77 juta orang. Ia menyampaikan langsung kalimat tersebut dalam pidato kemenangannya dari balkon markas besar Partai Keadilan dan Pembangunan di Ankara. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kritik Terhadap Pemilihan Presiden 2014

Kemenangan Recep Tayyip Erdogan dalam Pemilu Presiden 2014 nyatanya mendapatkan banyak kritik. Para pengamat internasional dan politik menduga bahwa pemilihan dilakukan dengan adanya bias media terhadap pemenang. Sebab, terdapat jajak pendapat yang tidak aurat, penyalahgunaan sarana publik, dan skandal korupsi saat kampanye pemenang dimulai. 

Selain para pengamat, Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE) sempat khawatir terhadap tidak meratanya distribusi sumber daya kampanye dan intimidasi terhadap media. Lalu, Devlet Bahceli selaku ketua MHP menyatakan bahwa turunnya partisipasi pemilih disebabkan oleh waktu penyelenggaraan pemilu. Pemilu saat itu diadakan saat warga negara Turki sedang berlibur pada musim panas. 

Pilihan Editor: Erdogan Segera Temui Putin di Rusia, Ini Agendanya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

2 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

3 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.


Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

5 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan. AP Photo
Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza


Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

6 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam rapat umum solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Istanbul, Turki 28 Oktober 2023. REUTERS/Dilara Senkaya
Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

9 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

10 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

10 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

12 hari lalu

Kayseri, Turki. Unsplash.com/yusuf Onuk
Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

16 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

17 hari lalu

Pekerja memproduksi masker wajah karena permintaan untuk produksinya meningkat pesat dan berjuang untuk memenuhi pesanan, atas mewabahnya Virus Corona di fasilitas pabrik Turki di Istanbul, Turki, 30 Januari 2020. REUTERS/Umit Bektas
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.