TEMPO.CO, Jakarta -Terry Gou, miliarder pendiri Foxconn memasuki persaingan untuk menjadi presiden Taiwan. Ia akan maju sebagai calon independen pada pilpres 2024. Gou telah menghabiskan beberapa minggu terakhir berkeliling Taiwan dan mengadakan kampanye.
“Di bawah pemerintahan Partai Progresif Demokratik (DPP) dalam tujuh tahun terakhir, secara internasional, mereka membawa Taiwan ke dalam bahaya perang. Di dalam negeri, kebijakan mereka penuh dengan kesalahan,” kata Gou pada Senin, 28 Agustus 2023.
Gou mengundurkan diri sebagai ketua Foxconn - pemasok besar untuk Apple Inc pada 2019. Ia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun itu, tetapi mengundurkan diri setelah gagal memenangkan nominasi dari partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang KMT.
Partai itu secara tradisional lebih menyukai hubungan dekat dengan China.
Dia mengajukan pencalonan kedua untuk menjadi kandidat KMT dalam pemilihan presiden yang akan diadakan pada Januari awal tahun ini, tetapi partai tersebut memilih Hou Yu-ih, wali kota New Taipei City.
Menurut Gou era pemerintahan pengusaha telah dimulai. “Beri saya waktu empat tahun dan saya berjanji akan membawa perdamaian selama 50 tahun di Selat Taiwan dan membangun landasan terdalam bagi rasa saling percaya di selat itu,” katanya dalam permohonan kepada para pemilih Taiwan.
“Taiwan tidak boleh menjadi Ukraina, dan saya tidak akan membiarkan Taiwan menjadi Ukraina berikutnya,” kata Gou.
Gou harus mengumpulkan hampir 300.000 tanda tangan pemilih pada 2 November untuk memenuhi syarat sebagai kandidat independen, sesuai peraturan pemilu. Komisi Pemilihan Umum Pusat di Taiwan akan mem tanverifikasi tanda tangan pendukung dan mengumumkan hasilnya pada 14 November.
Wakil Presiden Taiwan William Lai, kandidat presiden dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, adalah kandidat yang difavoritkan untuk memenangkan pemilu saat ia memimpin pemilu.
Mantan Wali Kota Taipei, Ko Wen-je, dari Partai Rakyat Taiwan diprediksi menempati posisi kedua dalam pemilu, sementara Hou berada di posisi ketiga.
Tema utama Gou dalam kampanye secara keseluruhan adalah bahwa satu-satunya cara untuk menghindari perang dengan China adalah dengan mengeluarkan DPP tampuk kekuasaan. Beijing mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya.
China sangat tidak menyukai Lai karena komentar-komentar yang sebelumnya dia lontarkan mengenai menjadi “pekerja” untuk kemerdekaan Taiwan, sebuah garis merah bagi Beijing.
DPP memperjuangkan identitas Taiwan yang terpisah dari Tiongkok. Pemerintah yang dipimpinnya telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, tetapi ditolak.
Pemilu berlangsung di saat meningkatnya ketegangan antara Taipei dan Beijing. China melakukan latihan militer rutin di dekat pulau itu untuk menegaskan klaim kedaulatannya.
Pilihan Editor: Taipei Tegaskan Pilpres Taiwan Bukan Urusan Cina
REUTERS