TEMPO.CO, Jakarta - Tiga pilot militer Ukraina tewas saat dua pesawat latih tempur L-39 bertabrakan di wilayah barat Kyiv, pada Jumat, 25 Agustus 2023.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato malam bahwa ketiga orang tersebut termasuk Andriy Pilshchykov, yang dipanggil Juice. "Ia adalah seorang perwira Ukraina, salah satu dari mereka yang sangat membantu negara kita," ujarnya.
Juru bicara angkatan udara Yuriy Ihnat menggambarkan Pilshchykov sebagai orang yang fasih berbahasa Inggris dan berusia 29 tahun. Ia disebut sebagai pilot yang mega talenta dan pemimpin reformasi.
“Anda bahkan tidak bisa membayangkan betapa dia ingin menerbangkan F-16,” tulis Ihnat di halaman Facebook-nya. “Tetapi sekarang pesawat-pesawat Amerika sudah benar-benar berada di depan mata, dia tidak akan menerbangkannya.”
Kantor Jaksa Agung Ukraina mengumumkan telah membuka penyelidikan kriminal untuk mengetahui apakah ada aturan persiapan penerbangan yang dilanggar.
“Masih terlalu dini untuk membahas rinciannya. Tentu saja, semua keadaan akan diklarifikasi,” kata Zelensky.
Angkatan udara mengumumkan kecelakaan itu melalui aplikasi Telegramnya. “Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Ini adalah kehilangan yang menyakitkan dan tidak dapat diperbaiki bagi kita semua,” katanya.
Zelensky mencatat bahwa Sabtu ketiga bulan Agustus juga merupakan saat penerbangan militer. Sipil Ukraina juga merayakan hari profesional, dan mengatakan pengenalan F-16 akan menandai “tingkat baru” untuk penerbangan militer.
“Ini juga akan membawa penerbangan sipil kembali ke langit Ukraina, karena akan membawa kami lebih dekat menuju kemenangan dan memberikan keamanan yang lebih besar kepada Ukraina,” katanya.
Radio Svoboda membagikan video sisa-sisa pesawat yang menghitam dan hancur dipindahkan dari lapangan yang jauh dari garis depan di desa Sinhury, sekitar 10 kilometer dari selatan Zhytomyr dan sekitar 150 kilometer dari barat Kyiv.
Dalam video tersebut, seorang pria yang tidak disebutkan namanya mengatakan mendengar ledakan di udara di atas gedung sekolah. Dua pesawat jatuh dalam asap dan api.
Seorang wanita menggambarkan melihat dua pesawat terbang dengan jarak satu sama lain. Pesawat itu semakin mendekat satu sama lain sebelum kecelakaan terjadi.
Analis militer dan mantan pilot Roman Svitan, dalam sebuah wawancara yang diposting oleh outlet online Espreso TV, mengatakan kecelakaan itu kemungkinan besar terkait dengan formasi terbang. Dia mengatakan jarak standarnya adalah 50-70 meter tetapi terkadang pesawat terbang secara praktis saling bertumpukan pada jarak 3 hingga 4 meter.
Dia mengatakan L-39 bisa menjadi pesawat tempur, pesawat serang, pembom, dan pesawat latih. Namun dalam formasi terbang, terutama di ketinggian rendah tidak ada waktu untuk menyelamatkan diri.
Zelensky menyampaikan belasungkawa kepada keluarga pilot. “Ukraina tidak akan pernah melupakan siapa pun yang membela langit bebas Ukraina.”
REUTERS
Pilihan Editor: Museum Inggris Kehilangan 2.000 Koleksi dalam Kurun Waktu Bertahun-tahun