TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengecam para pejabat tinggi atas tanggapan "tidak bertanggung jawab" mereka terhadap kerusakan akibat banjir, dengan mengatakan mereka telah "merusak" ekonomi nasional, lapor media pemerintah pada Selasa, 22 Agustus 2023.
Kim memeriksa lahan pasang surut di pantai barat pada Senin setelah air laut baru-baru ini menghancurkan tanggul dengan sistem drainase yang tidak memadai, membanjiri lebih dari 560 hektar lahan, termasuk lebih dari 270 hektar sawah, kata kantor berita KCNA.
Mengecam para pejabat karena kelalaian mereka yang "sangat tidak bertanggung jawab", Kim menyebut Kim Tok Hun, perdana menteri kabinet, karena memeriksa lokasi yang hancur satu atau dua kali "dengan sikap seperti seorang penonton".
"Dia berkata ... dalam beberapa tahun terakhir disiplin administrasi dan ekonomi Kabinet Kim Tok Hun telah rusak lebih serius dan, akibatnya, para pemalas merusak semua pekerjaan ekonomi negara dengan cara kerja yang tidak bertanggung jawab," kata KCNA dalam pengiriman berbahasa Inggris.
Sikap tidak bertanggung jawab dan kurangnya disiplin dari para pejabat "terutama disebabkan oleh sikap kerja yang lemah dan sudut pandang yang salah dari perdana menteri kabinet," kata Kim.
Kunjungan minggu ini adalah yang terbaru dari serangkaian inspeksi yang dilakukan pemimpin Korea Utara terhadap lahan pertanian yang dilanda banjir di tengah meningkatnya kekhawatiran atas krisis pangan di negara tertutup itu.
Lim Eul-chul, seorang profesor studi Korea Utara di Universitas Kyungnam Korea Selatan, mengatakan bahwa kritik keras Kim dapat memicu perombakan kabinet. Ini juga menunjukkan bahwa ekonomi tidak berkembang seperti yang direncanakan, tambah Lim.
"Bagaimanapun, Kim tampak marah karena ekonomi nasional tidak membaik seperti yang diinginkannya," kata Lim.
Korea Utara telah menderita kekurangan pangan yang parah dalam beberapa dekade terakhir, termasuk kelaparan pada tahun 1990-an, seringkali akibat bencana alam. Pakar internasional telah memperingatkan bahwa penutupan perbatasan selama pandemi Covid-19 memperburuk keadaan.
REUTERS
Pilihan Editor: Ekonomi dan Kekerasan Jadi Kekhawatiran Utama dalam Pemilu Ekuador