TEMPO.CO, Jakarta - Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga Thailand tidak setuju pembentukan pemerintahan koalisi Pheu Thai melibatkan kelompok-kelompok yang didukung militer. Pemungutan suara parlemen yang bertujuan untuk mengakhiri kebuntuan politik selama tiga bulan akan digelar dalam dua hari ke depan.
Sekitar 64 persen dari 1.310 responden tidak setuju atau sangat tidak setuju dengan gagasan partai Pheu Thai membentuk "pemerintahan khusus" berkoalisi dengan saingan yang didukung militer, menurut survei oleh National Institute of Development Administration yang dirilis pada Minggu, 20 Agustus 2023.
Pheu Thai, urutan kedua dalam pemilu Thailand, didirikan oleh keluarga miliarder mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang mengasingkan diri. Partai itu pada bulan ini mengambil alih upaya untuk membentuk pemerintahan.
Pheu Thai akan mencalonkan taipan real estat Srettha Thavisin sebagai perdana menteri pada Selasa, 22 Agustus 2023. Mereka membutuhkan dukungan lebih dari setengah badan legislatif bikameral, termasuk Senat yang ditunjuk militer.
Juga pada Selasa, Thaksin akan kembali ke Thailand, meskipun menghadapi hukuman penjara, kata putrinya, Paetongtarn Shinawatra, pada hari Sabtu.
Thailand berada di bawah pemerintahan sementara selama lima bulan. Bangkok menghadapi ketidakpastian yang berkepanjangan setelah pemenang pemilu yang digelar Mei, Move Forward, dihalangi untuk membentuk pemerintahan oleh legislator konservatif yang bersekutu dengan militer royalis.
Pemerintah Pheu Thai digulingkan oleh kudeta militer pada 2006 dan 2014, ketika kepentingan partai bentrok dengan elit lama yang kuat di negara itu dan militer royalis. Pada kudeta lalu, militer masing-masing menggulingkan Thaksin dan saudara perempuannya Yingluck Shinawatra.
Jajak pendapat Minggu menemukan calon perdana menteri Paetongtarn sebagai perdana menteri pilihan dengan dukungan 38,6 persen, diikuti oleh Srettha dengan 36,6 persen.
Pheu Thai pada Kamis mendapat dukungan dari saingannya Partai Persatuan Bangsa Thailand yang didukung militer. Seorang anggota parlemen dari partai pro-militer lainnya, Palang Pracharat, mengatakan bulan ini partainya akan mendukung Pheu Thai dalam upaya mengatasi kebuntuan yang berlarut-larut.
REUTERS
Pilihan Editor Misi Rusia Mendarat ke Bulan Gagal Total, Luna-25 Lepas Kendali dan Jatuh