TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva meluncurkan sebuah kampanye baru yang dinamai Growth Acceleration Program untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan mengundang masuknya investasi asing. Lula juga membuat seruan anti-perang kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
“Kami akan mengatakan pada Biden kalau Amerika Serikat hanya memikirkan perang selama bertahun-tahun, bukan memikirkan soal investasinya di Brasil. Anda bisa mengeluarkan sedikit uang untuk berinvestasi di negara kami karena ini juga akan membawa perdamaian,” kata Presiden Lula, Jumat, 11 Agustus 2023.
Menurut Lula, para pucuk pimpinan di Brasil perlu melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menjual proyek-proyek di Brasil dan agar bisa mendapatkan pembiayaan luar negeri serta investasi asing. Negara-negara yang menjadi incaran Brasil adalah Cina, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan negara-negara di Eropa.
Lula dijadwalkan bertemu Presiden Biden pada September 2023 disela-sela Sidang Umum PBB di Kota New York. Lula sejauh ini telah menjaga netralitas atas perang Ukraina, bahkan menyerukan berulang kali agar ada perundingan damai untuk mengakhiri pertempuran.
“Dunia ini mulai merasa lelah terhadap krisis Ukraina,” kata Lula pada bulan lalu setelah menggelar sebuah rapat dengan Uni Eropa dan para pemimpin dari Amerika Latin di Ibu Kota Brussels.
Presiden Biden sebelumnya telah memimpin sebuah kampanye internasional untuk mengirimkan dana miliaran dollar agar bisa mempersenjatai Kiev dan menjatuhkan sanksi-sanksi guna menghukum Rusia atas meletupnya perang Ukraina. Otoritas di Rusia sudah menegaskan kalau bantuan militer asing hanya akan memperpanjang pertumpahan darah dan meningkatkan risiko konflik melebar.
Sedangkan Growth Acceleration Program adalah kampanye yang diharapkan bisa menanam investasi total senilai 1,7 triliun reais (Rp 5.363 triliun) di sektor energi terbarukan, perumahan hingga pengendalian banjir. Dari total nilai tersebut, sekitar 36 persen atau USD 125 miliar (Rp 1.915 triliun) diharapkan berasal dari sektor swasta dan lebih dari USD 75 miliar (Rp 1.149 triliun) akan berasal dari anggaran federal.
Rencananya, Presiden Lula akan mencari dana pinjaman sekitar USD 74 miliar (Rp 1.133 triliun) untuk menutupi kekurangan. Adapun perusahaan – perusahaan BUMN di Brasil diharapkan bisa mengucurkan investasi total USD 70 miliar (Rp 1.072 triliun).
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Pulau Ular Kembali ke Ukraina, Menjadi Simbol Perlawanan terhadap Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.