Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bantu Ukraina, Sekutu Barat Kirim Puluhan Tank Leopard 1 Bekas dari Belgia

Reporter

image-gnews
Puluhan tank Leopard 1 buatan Jerman dan kendaraan lapis baja lainnya, dimiliki oleh Freddy Versluys, CEO perusahaan pertahanan Belgia OIP Land Systems, yang mengatakan dapat membantu Ukraina jika mendapat izin ekspor dari pemerintah daerah Wallonia Belgia dan dari Jerman untuk menjualnya , terlihat di hanggar di Tournais, Belgia 31 Januari 2023. REUTERS/Yves Herman
Puluhan tank Leopard 1 buatan Jerman dan kendaraan lapis baja lainnya, dimiliki oleh Freddy Versluys, CEO perusahaan pertahanan Belgia OIP Land Systems, yang mengatakan dapat membantu Ukraina jika mendapat izin ekspor dari pemerintah daerah Wallonia Belgia dan dari Jerman untuk menjualnya , terlihat di hanggar di Tournais, Belgia 31 Januari 2023. REUTERS/Yves Herman
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lusinan tank Leopard 1 bekas yang dulunya milik Belgia telah dibeli oleh sejumlah negara Eropa untuk pasukan Ukraina yang memerangi invasi Rusia. Hal ini diungkapkan pedagang senjata yang melakukan kesepakatan itu seperti dilansir Reuters, Selasa malam.

Freddy Versluys, CEO perusahaan pertahanan OIP Land Systems, mengatakan pada Selasa bahwa dia membeli tank tua dari pemerintah Belgia lebih dari lima tahun lalu.

Dia mengatakan kepada Reuters bahwa dia sekarang telah menjual 50 tank ke pemerintah Eropa lain, yang tidak dapat dia sebutkan namanya karena klausul kerahasiaan. Dia mengatakan dia juga tidak bisa mengungkapkan harga yang dia bayar untuk tank itu.

“Fakta bahwa mereka meninggalkan perusahaan kami membuktikan bahwa kami meminta harga pasar yang adil dan seseorang dengan senang hati mengambilnya,” kata Versluys dalam sebuah posting di LinkedIn, disertai dengan gambar tank di samping sebotol vodka Ukraina.

Dia mengatakan tank-tank itu sekarang sedang diangkut ke pabrik untuk perombakan besar-besaran. Beberapa tank akan digunakan untuk suku cadang sementara yang lain akan diperbaiki, katanya.

Dia memperkirakan butuh empat hingga enam bulan sebelum mereka berada di medan perang di Ukraina.

Leopard buatan Jerman menjadi pusat pertengkaran publik awal tahun ini. Ini terjadi setelah Menteri Pertahanan Belgia Ludivine Dedonder mengatakan pemerintah telah mengeksplorasi pembelian kembali tank usang untuk dikirim ke Ukraina, tetapi telah dikutip harga yang tidak masuk akal.

Perselisihan itu menyoroti kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah Barat yang berusaha menemukan senjata untuk Ukraina setelah lebih dari satu tahun peperangan yang intens. Senjata yang mereka buang karena sudah using, sekarang banyak diminati dan sering kali dimiliki oleh perusahaan swasta.

Beberapa sekutu Barat Kyiv setuju awal tahun ini untuk mengirim tank Leopard 2 modern ke Ukraina serta model Leopard 1 yang lebih tua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Surat kabar Handelsblatt Jerman melaporkan pada Selasa malam bahwa pembuat senjata Rheinmetall telah memperoleh tank Leopard 1 dan akan mempersiapkan sebagian besar dari mereka untuk diekspor ke Ukraina.

Perusahaan menolak berkomentar.

Handelsblatt mengatakan 50 tank akan diperbaiki di pabrik Rheinmetall di Jerman dan 30 model yang dirombak akan siap untuk diekspor. Media itu tidak menyebut pemerintah mana pun berada di balik kesepakatan itu.

Kementerian pertahanan Jerman tidak segera memberikan komentar.

Leopard 1 dibuat oleh perusahaan Jerman Krauss-Maffei, mulai tahun 1960-an. Model ini lebih ringan dari Leopard 2 dan memiliki jenis senjata utama yang berbeda. Model yang dijual oleh Versluys terakhir diperbarui pada 1990-an.

Seorang juru bicara kementerian pertahanan Belgia menolak mengomentari penjualan tank tersebut.

Pilihan Editor: Jerman, Denmark, dan Belanda Sediakan 100 Tank Leopard 1 untuk Ukraina

REUTERS

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PDB Ukraina Naik 19,5 Persen

48 menit lalu

Pengungsi Ukraina di Medyka, Polandia, 20 Maret 2022. REUTERS/Fabrizio Bensch/File Foto
PDB Ukraina Naik 19,5 Persen

PDB Ukraina pada April sampai Juni 2023 mengalami kenaikan 19.5 persen karena warga Ukraina mulai bisa menerima keadaan.


Luiz Inacio Lula da Silva Sarankan Ukraina dan Rusia Berhenti Bertempur

1 jam lalu

Luiz Inacio Lula da Silva . (AP/Eraldo Peres
Luiz Inacio Lula da Silva Sarankan Ukraina dan Rusia Berhenti Bertempur

Luiz Inacio Lula da Silva menilai kalau jalan terbaik untuk keluar dari perang Ukraina adalah Kyev dan Moskow berhenti bertempur.


Update Rusia Ukraina: Biden Janji ke Zelensky Kirim Rudal Jarak Jauh

19 jam lalu

Presiden AS Joe Biden berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di sela KTT G7 di Hiroshima, Jepang, 21 Mei 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
Update Rusia Ukraina: Biden Janji ke Zelensky Kirim Rudal Jarak Jauh

Zelensky dijanjikan oleh Biden mendapat bantuan rudal jarak jauh untuk perang melawan Rusia.


Ingin Kembali ke Rusia, Eks Komandan Wagner Ditangkap Norwegia

21 jam lalu

Andrei Medvedev, mantan komandan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia berpose saat wawancara di Oslo, Norwegia, 1 Februari 2023. REUTERS/Janis Laizans
Ingin Kembali ke Rusia, Eks Komandan Wagner Ditangkap Norwegia

Seorang eks komandan Wagner yang membelot ke Norwegia, ditangkap saat akan kembali ke Rusia.


EKSKLUSIF: Kisah Fauzan, WNI yang Jadi Pemantau Pemilu Rusia di Ukraina

22 jam lalu

Suasana di salah satu tempat pemungutan suara di wilayah Donetsk, Ukraina. Rusia melakukan pemilihan umum di empat wilayah termasuk Donetsk. DOK: FAUZAN AL RASYID
EKSKLUSIF: Kisah Fauzan, WNI yang Jadi Pemantau Pemilu Rusia di Ukraina

Fauzan Al Rasyid, seorang WNI, termasuk salah satu dari 34 nama yang menjadi pemantau Pemilu di empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.


Impor Pupuk Rusia ke Polandia Mulai Naik

1 hari lalu

Valery Danilenko, memeberikan pupuk pada tanamannya saat berada diperkebunan mentimun di Desa Tes, Siberia, Rusia, 21 Mei 2016. Danilenko memupuk mentimun yang akan dijualnya saat musim panen. REUTERS/Ilya Naymushin
Impor Pupuk Rusia ke Polandia Mulai Naik

Setelah sempat mengalami penurunan, impor pupuk Rusia ke Polandia kembali mengalami kenaikan.


AS, Korea Selatan dan Jepang Makin Cemas soal Kerja Sama Militer Rusia-Korea Utara

1 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama pertemuan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur timur jauh, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/Mikhail Metzel/Kremlin via REUTERS
AS, Korea Selatan dan Jepang Makin Cemas soal Kerja Sama Militer Rusia-Korea Utara

Menteri luar negeri Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang "benar-benar khawatir" atas kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara


Polandia Beri Senjata Usang ke Ukraina

1 hari lalu

Anggota militer Ukraina menembakkan senjata anti-pesawat, saat serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, di kota garis depan Bakhmut, Ukraina, 10 Januari 2023. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Polandia Beri Senjata Usang ke Ukraina

Polandia tidak bisa memberikan senjata-senjata yang baru dibeli ke Ukraina karena Polandia pun perlu memperkuat keamanan negara


3 Warga Rusia Ditahan di Amerika Serikat

1 hari lalu

ilustrasi penjara
3 Warga Rusia Ditahan di Amerika Serikat

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat menemui tiga warga negara Rusia yang ditahan oleh Amerika Serikat untuk sejumlah dakwaan.


Ribut Soal Impor Gandum, PM Polandia Ingatkan Zelensky: Jangan Pernah Hina Kami!

1 hari lalu

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki. REUTERS/Kacper Pempel
Ribut Soal Impor Gandum, PM Polandia Ingatkan Zelensky: Jangan Pernah Hina Kami!

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengingatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk tidak "menghina" Polandia.