TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus menyatakan Gereja Katolik terbuka untuk semua orang, termasuk komunitas LGBT. Menurutnya lembaga memiliki kewajiban untuk menemani mereka di jalur spiritualitas pribadi, tetapi dalam kerangka peraturan yang berlaku.
Francis berbicara kepada wartawan di pesawat yang kembali ke Roma dari Portugal pada Minggu, 6 Agustus 2023. Reporter awalnya menanyakan soal beberapa orang, seperti wanita dan kaum gay, tidak memiliki hak yang sama dan tidak dapat menerima beberapa sakramen.
"Gereja terbuka untuk semua orang tapi ada hukum yang mengatur kehidupan di dalam gereja," kata Paus. “Menurut undang-undang, mereka tidak dapat mengambil (beberapa) sakramen. Ini tidak berarti tertutup. Setiap orang bertemu Tuhan dengan caranya sendiri di dalam Gereja,” ujarnya menambahkan.
Ini merujuk pada wanita yang tidak diizinkan menjadi imam melalui sakramen Tahbisan dan pasangan sesama jenis tidak diizinkan untuk kawin kontrak, yang juga merupakan sakramen.
Paus Fransiskus mengatakan para pendeta di Gereja harus menemani semua orang, termasuk mereka yang tidak mematuhi aturan, dengan kesabaran dan kasih seorang ibu. Gereja mengajarkan bahwa wanita tidak dapat menjadi imam karena Yesus hanya memilih pria sebagai rasulnya.
Gereja tidak mengizinkan pernikahan sesama jenis atau bahkan pemberkatan bagi pasangan sesama jenis. Namun Fransiskus mendukung undang-undang sipil yang memberikan hak kepada pasangan sesama jenis di bidang-bidang seperti pensiun, asuransi kesehatan, dan warisan.
Sejak awal kepausannya, Fransiskus telah berusaha membuat Gereja lebih ramah dan tidak terlalu mengutuk, termasuk kepada anggota komunitas LGBT. Namun itu masih dalam kerangka, tanpa mengubah ajaran yang mendesak mereka yang memiliki ketertarikan sesama jenis untuk menjadi suci.
Dalam satu acara selama perjalanan ke Portugal, Paus Fransiskus memberi tahu orang banyak bahwa Gereja Katolik memiliki ruang untuk semua orang, "termasuk mereka yang melakukan kesalahan, yang jatuh atau berjuang", dan memimpin orang banyak dengan nyanyian "Todos, todos, todos!" (Semuanya, semuanya, semuanya!).
Di bagian lain konferensi pers, merujuk pada kaum muda, dia berkata: "Siapa di antara kita yang tidak membuat kesalahan moral pada suatu saat dalam hidup mereka?"
Francis telah mendorong serangkaian reformasi sejak ia menjadi paus 10 tahun lalu, termasuk memberikan lebih banyak peran kepada perempuan, terutama di posisi tinggi Vatikan. Ia menghadapi keseimbangan antara menarik bagi penganut yang lebih liberal dan mengecewakan kaum konservatif.
Kesehatan paus membaik setelah menjalani operasi hernia perut pada Juni. Dia mengatakan jahitannya telah dilepas tetapi harus memakai pita perut selama dua atau tiga bulan lagi sampai ototnya kuat.
REUTERS
Pilihan Editor: Perundingan Damai Rusia Ukraina di Saudi: Kyiv Sebut Produktif, Moskow Nilai Gagal