TEMPO.CO, Jakarta - Dalam insiden kekerasan baru di Manipur, tiga orang dibunuh oleh pria tak dikenal di distrik Bishnupur pada Sabtu pagi, 5 Agustus 2023, demikian dilansir The Times of India.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 2 pagi di wilayah Ukha Tampak di distrik Bishnupur.
Ketiga orang itu ditembak mati saat mereka sedang tidur dan kemudian disayat dengan pedang di Kwakta di distrik tersebut, kata polisi pada Sabtu pagi, menambahkan bahwa para penyerang berasal dari Churachandpur.
"Ketiganya dulu tinggal di kamp bantuan tetapi telah kembali ke tempat tinggal mereka di Kwakta pada hari Jumat setelah situasinya membaik," kata polisi.
Seorang ayah dan putranya termasuk di antara yang meninggal.
Segera setelah kejadian itu, massa yang marah berkumpul di Kwakta dan ingin menuju Churachandpur tetapi dihentikan oleh petugas keamanan, kata polisi.
"Tiga orang, termasuk satu polisi, terluka setelah baku tembak antara pasukan negara dan militan di dekat Kwakta pada Sabtu pagi. Polisi itu menderita luka pecahan di wajahnya. Ketiganya telah dibawa ke Raj Medicity di Imphal untuk perawatan. Kondisi mereka tidak berbahaya," kata polisi.
Di tengah maraknya kekerasan, banyak rumah masyarakat Kuki yang juga dibakar.
Ini terjadi tepat setelah 17 orang terluka dalam bentrokan yang meletus antara angkatan bersenjata dan pengunjuk rasa komunitas Meitei di distrik Bishnupur Manipur pada Kamis.
Sementara itu, pemerintah distrik mempersingkat jam relaksasi jam malam di distrik kembar Imphal karena kekerasan tersebut.
"Alih-alih pelonggaran jam malam dari jam 5 pagi sampai jam 6 sore di distrik kembar Imphal, sekarang telah dipersingkat menjadi jam 5 pagi sampai jam 10.30 pagi," kata seorang pejabat.
Pada 4 Agustus, polisi Manipur mengatakan pasukan keamanan gabungan melakukan operasi di pegunungan Koutruk dan menghancurkan sebanyak tujuh bunker ilegal.
Sementara itu, pemogokan umum 24 jam yang diserukan oleh panitia koordinasi dari 27 konstituen majelis di Manipur pada Sabtu melumpuhkan kehidupan normal di Lembah Imphal, dengan pasar dan tempat usaha tetap tutup di hampir semua tempat.
Pecahnya kekerasan selama berbulan-bulan dimulai pada 3 Mei setelah pengadilan memerintahkan negara bagian untuk mempertimbangkan perluasan manfaat ekonomi khusus dan kuota bagi mayoritas penduduk Meitei dalam pekerjaan pemerintah dan pendidikan yang sampai sekarang telah disediakan untuk suku Kuki.
Seorang juru bicara kelompok masyarakat sipil Kuki mengatakan tidak memiliki komentar langsung tentang pembunuhan terbaru.
Lebih dari 180 orang tewas dan ribuan orang meninggalkan rumah mereka, sejak kekerasan dimulai di Manipur, negara bagian berpenduduk 3,2 juta yang berbatasan dengan Myanmar.
REUTERS | THE TIMES OF INDIA
Pilihan Editor: Kedutaan Cina Kritik Perlakuan Rusia terhadap Warganya di Perbatasan