TEMPO.CO, Jakarta - Politisi oposisi Rusia Alexei Navalny memperkirakan pengadilan untuk memperpanjang hukuman penjaranya hampir dua dekade pada Jumat, 4 Agustus 2023, dalam kasus pidana yang dia dan para pendukungnya katakan dibuat-buat untuk membuatnya tetap berada di balik jeruji besi dan keluar dari politik, bahkan lebih lama.
Navalny, 47, pengkritik domestik paling sengit Presiden Vladimir Putin, sudah menjalani hukuman total 11-1/2 tahun atas penipuan dan tuduhan lain yang menurutnya juga palsu. Gerakan politiknya telah dilarang dan dinyatakan sebagai "ekstremis".
Para Jaksa penuntut negara telah meminta pengadilan untuk memberinya 20 tahun lagi di koloni hukuman atas enam tuduhan kriminal terpisah, termasuk menghasut dan mendanai kegiatan ekstremis dan menciptakan organisasi ekstremis.
Dalam pesan yang diposting di media sosial, Kamis, Navalny mengatakan hasilnya bisa sedikit kurang, sekitar 18 tahun, tetapi itu tidak terlalu penting karena dia juga diancam dengan tuduhan terorisme yang dapat membawa satu dekade lagi.
"Itu akan menjadi hukuman yang panjang. Apa yang disebut 'Stalinis'," kata Navalny, yang dapat memposting di media sosial melalui pendukung dan pengacaranya.
Dia mengatakan tujuannya adalah untuk menakut-nakuti orang Rusia, tetapi mendesak mereka untuk tidak membiarkan hal itu terjadi dan berpikir keras tentang cara terbaik untuk melawan apa yang dia sebut sebagai "penjahat dan pencuri di Kremlin".
Tuduhan tersebut berkaitan dengan perannya dalam gerakannya yang sekarang sudah mati di dalam Rusia, yang menurut pihak berwenang telah mencoba untuk memicu revolusi dengan berusaha menggoyahkan situasi sosial-politik.