TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, seorang tentara Amerika Serikat diyakini berada dalam tahanan Korea Utara. Travis King diyakini sebagai tentara AS pertama yang menyeberang ke Korea Utara sejak 1982.
Itu adalah skenario yang dapat menyebabkan sakit kepala diplomatik bagi Amerika Serikat, yang bersama sekutu Korea Selatan, mencoba untuk terus menekan Pyongyang ketika negara yang terisolasi itu meningkatkan uji coba rudal balistiknya dan retorika yang agresif.
Beberapa bulan sebelum melarikan diri ke Korea Utara, tentara Amerika Serikat, Travis King, menghadapi dua tuduhan penyerangan. Seperti dilansir Reuters pada Rabu, ia juga didenda oleh pengadilan Korea Selatan hingga jutaan won karena merusak mobil polisi, menurut putusan pengadilan dan pengacara yang mewakilinya.
Militer AS sedang berupaya menyelamatkan King, yang melakukan penyeberangan tidak sah dari perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara pada Selasa. Aksi King melemparkan Washington ke dalam krisis baru dalam berurusan dengan negara bersenjata nuklir itu. Motivasi King ke Korea Utara masih belum jelas.
King adalah pengintai kavaleri yang bergabung dengan militer pada Januari 2021. Pada saat rotasinya di Korea Selatan, King ditugaskan ke Skuadron 6, Resimen Kavaleri 1, Tim Tempur Brigade 1, Divisi Lapis Baja 1 dari Fort Bliss, Texas, menurut juru bicara Angkatan Darat Bryce Dubee.
Pejabat AS tidak mengatakan berapa lama King berada di Korea Selatan, tetapi pada suatu saat dia menghadapi tindakan disipliner karena penyerangan dan menghabiskan 50 hari di fasilitas penahanan.
Ia kemudian diangkut oleh militer AS ke bandara untuk kembali ke unit asalnya di Amerika Serikat, ketika dia tampaknya memutuskan untuk ikut tur ke perbatasan Korea Selatan-Korea Utara di Panmunjom.
King mengaku bersalah atas penyerangan dan penghancuran barang publik yang berasal dari insiden Oktober. Kemudian pada 8 Februari, Pengadilan Distrik Barat Seoul mendendanya 5 juta won, menurut salinan putusan yang ditinjau oleh Reuters.
Dua pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan prajurit itu akan menghadapi tindakan disipliner oleh militer AS. Reuters tidak segera dapat memastikan apakah tindakan disipliner terkait dengan hukumannya atas kerusakan kendaraan polisi.
Pengadilan Seoul mengatakan pada 25 September tahun lalu, King meninju wajah seorang pria di sebuah klub beberapa kali, tetapi kasusnya diselesaikan. Dua minggu kemudian, pada 8 Oktober, petugas polisi menanggapi laporan pertengkaran lain yang melibatkan King, dan mencoba menanyainya.
Dia melanjutkan "perilaku agresif" tanpa menjawab pertanyaan dari polisi, menurut dokumen pengadilan. Polisi menempatkannya di kursi belakang mobil patroli mereka di mana dia meneriakkan kata-kata kasar dan hinaan terhadap warga Korea, tentara Korea, dan polisi Korea, kata keputusan tersebut.
Selama omelannya, dia menendang pintu kendaraan beberapa kali, menyebabkan kerugian sekitar 584.000 won, kata putusan itu.
Pengadilan mengatakan terdakwa telah mengakui dakwaan, tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya, dan membayar 1 juta won untuk memperbaiki kendaraan, mengutip alasan yang mendukungnya dalam hukuman tersebut.
Seorang juru bicara US Forces Korea (USFK) menolak untuk mengkonfirmasi apakah King pernah ditahan di Korea Selatan atau militer AS.
Salah satu pengacara yang mewakilinya saat itu mengatakan kepada Reuters King telah menghabiskan waktu di tahanan militer AS di Pyeongtaek sejak kasus Oktober.
Pengacara, yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut, mengatakan dia tidak mengetahui status King atau keberadaannya setelah Februari.
Pengacara King lainnya yang tercantum dalam dokumen pengadilan tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.
Ibu King, Claudine Gates, mengatakan kepada ABC News bahwa dia terkejut dengan berita bahwa putranya telah menyeberang ke Korea Utara.
"Saya tidak bisa melihat Travis melakukan hal seperti itu," katanya. Ia menambahkan bahwa dia mendengar dari putranya beberapa hari yang lalu dan King mengatakan kepada ibunya bahwa akan kembali ke markasnya di Fort Bliss.
Pilihan Editor: Korea Utara Masih Tutup Mulut Soal Tentara AS Lintasi Perbatasan dari Korsel
REUTERS | CNN