TEMPO.CO, Jakarta - Kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian melalui Laut Hitam berakhir, Senin, 17 Juli 2023, setelah Rusia mengatakan akan menangguhkan partisipasinya.
Kesepakatan itu, yang dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Turki Juli tahun lalu, bertujuan untuk meringankan krisis pangan global dengan membiarkan biji-bijian Ukraina yang diblokir oleh konflik Rusia Ukraina diekspor dengan aman.
Mengapa Perjanjian itu Penting?
Ukraina adalah produsen utama biji-bijian dan minyak sayur dan gangguan ekspornya saat pecahnya perang mendorong harga pangan global mencapai rekor tertinggi. Perjanjian itu, yang disepakati pada Juli 2022 sekitar lima bulan setelah perang dimulai, membantu menurunkan harga dan meredakan krisis pangan global.
Biji-bijian Ukraina juga berperan langsung dengan 725.200 ton, atau 2,2%, dari pasokan yang dikirim melalui koridor yang digunakan oleh Program Pangan Dunia PBB (WFP) sebagai bantuan ke negara-negara seperti Ethiopia, Somalia, dan Yaman.
Apa Dampaknya terhadap Harga Makanan?
Harga biji-bijian dan minyak nabati telah naik sebagai tanggapan atas berita bahwa Rusia akan menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan tersebut. Kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga bahan makanan pokok, seperti roti dan pasta, dalam beberapa bulan mendatang.
Namun, situasinya lebih baik daripada bulan-bulan setelah perang dimulai karena pasokan biji-bijian dari produsen lain seperti Brasil dan Brasil meningkatkan produksinya.
Harga gandum, bahan utama roti, telah turun sekitar 14% sepanjang tahun ini dan jagung turun sekitar 23%.
Krisis pangan global saat ini, bagaimanapun, masih jauh dari selesai. WFP mengatakan bulan lalu bahwa berbagai keadaan darurat telah tumpang tindih menciptakan krisis kelaparan dan kemanusiaan terbesar dan paling kompleks dalam lebih dari 70 tahun.
Pada 2022, rekor 349 juta orang kelaparan akut dan 772.000 tertatih-tatih di ambang kelaparan, kata WFP dalam tinjauan tahunan.
Bagaimana Kondisi Persediaan Pangan Global?
Stok jagung global memulai musim 2021/22 pada level terendah enam tahun sehingga invasi Rusia ke Ukraina, salah satu pengekspor jagung utama dunia, menyebabkan lonjakan harga yang signifikan.
Akan tetapi, peningkatan ekspor yang tajam dari Brasil, sejak saat itu telah membantu meningkatkan pasokan bersamaan dengan ekspor hampir 17 juta ton jagung melalui koridor tersebut.
Departemen Pertanian AS memperkirakan stok jagung global pada akhir musim 2023/24 akan mencapai level tertinggi dalam lima tahun.
Stok gandum global semakin ketat dan diperkirakan akan mencapai level terendah delapan tahun pada akhir musim 2023/24, menurut data USDA.