TEMPO.CO, Jakarta - KTT NATO terbaru menunjukkan bahwa aliansi Barat kembali ke "skema Perang Dingin," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, Rabu, 12 Juli 2023, menambahkan bahwa Kremlin siap untuk menanggapi ancaman dengan menggunakan "segala cara."
KTT NATO di Lituania berakhir dengan Amerika Serikat dan sekutunya memberi Ukraina jaminan keamanan baru untuk pertahanannya melawan Moskow lebih dari 500 hari setelah invasi Rusia ke tetangganya.
KTT itu juga didukung oleh prospek Swedia bergabung dengan aliansi militer sebagai anggota terbarunya setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Senin tiba-tiba membatalkan keberatannya sebelumnya.
Kementerian Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu malam: "Hasil KTT Vilnius akan dianalisis dengan hati-hati. Dengan mempertimbangkan tantangan dan ancaman terhadap keamanan dan kepentingan Rusia yang telah diidentifikasi, kami akan menanggapi secara tepat waktu dan tepat, menggunakan segala cara dan metode yang kita miliki."
KTT itu menunjukkan "ketidakmampuan NATO untuk beradaptasi dengan situasi geopolitik baru di dunia," kata kementerian itu.
Moskow mengatakan NATO terus menurunkan ambang batas untuk penggunaan kekuatan, meningkatkan ketegangan politik dan militer.
"Mengambil jalan eskalasi, mereka mengeluarkan serangkaian janji baru untuk memasok rezim Kyiv dengan senjata yang lebih modern dan jarak jauh untuk memperpanjang konflik selama mungkin - sampai habis," kata kementerian itu.
"Selain keputusan yang sudah diambil, kami akan terus memperkuat organisasi militer dan sistem pertahanan negara."
Sebelumnya, Rabu, Presiden AS Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki "nafsu yang mendambakan tanah dan kekuasaan" dan memuji persatuan dan dukungan NATO untuk Ukraina.
REUTERS
Pilihan Editor: Arab Saudi Sambut Resolusi PBB soal Kebencian Agama Menyusul Pembakaran Al Quran