TEMPO.CO, Jakarta - Warga Palestina kembali ke jalan-jalan Jenin yang hancur lebur, Rabu, 5 Juli 2023, setelah Israel mengakhiri serangan 48 jam yang luar biasa intens, beberapa dari mereka mempersiapkan pemakaman pahlawan untuk orang mati sementara yang lain mulai memperbaiki kamp pengungsi berusia 75 tahun.
Aspal yang telah dirusak buldoser lapis baja, menyebabkan pipa air pecah dan meninggalkan parit-parit yang basah sehingga penduduk - banyak di antaranya bersembunyi di rumah, atau dievakuasi sebagai tindakan pencegahan – berjalan dengan wajah muram.
Setelah berbulan-bulan pertempuran sengit dengan orang-orang bersenjata Jenin, Israel, Senin, membanjiri kamp pengungsi kota dengan ratusan pasukan komando yang didukung oleh drone tempur. Komandan mengatakan operasi - dijuluki "Rumah dan Kebun" - bertujuan untuk membasmi infrastruktur militan Palestina.
"Mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, terima kasih Tuhan. Para pemuda baik-baik saja, keluarga baik-baik saja dan kamp baik-baik saja," kata Mutasem Estatia, ayah enam anak, kepada Reuters setelah apa yang dia gambarkan sebagai dua malam dijauhkan, satu dari mereka di tahanan Israel.
Dua belas laki-laki dan remaja Palestina dibunuh, lima di antara mereka dipastikan pejuang dari Hamas atau faksi Jihad Islam. Sejumlah warga Palestina terluka. Tentara Israel – yang kehilangan seorang tentara dalam pertempuran itu – mengatakan mereka hanya membunuh kombatan.
Pasukan Israel juga menahan sekitar 150 tersangka militan dan menghancurkan gudang senjata dan ranjau pinggir jalan - termasuk gudang senjata di bawah masjid - dan sebuah pusat komando, kata tentara.
"Ada 12 martir dan kami bangga dengan mereka, tetapi kami memperkirakan lebih banyak kerusakan mengingat skala serangan itu," kata Estatia.