TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah orang yang ditahan oleh Kepolisian Swiss bertambah tujuh orang setelah pecah kerusuhan pada Sabtu sore, 1 Juli 2023, di Kota Lausanne. Insiden ini terjadi di tengah gelombang unjuk rasa di negara tetangga Swiss, Prancis.
Kepolisian Lausanne dalam keterangan tertulis menjelaskan ada ratusan anak muda berkumpul di jantung Kota Lausanne. Mereka melakukan vandalisme pada jendela toko-toko, pintu dan mencorat-coret. Sekitar 50 aparat Kepolisian dikerahkan untuk mengatasi kerusuhan itu, di mana para perusuh membalas dengan melemparkan batu dan setidaknya satu bom molotov. Tidak ada korban luka-luka dalam kejadian ini.
Otoritas di Swiss mengklaim gelombang kekerasan di Prancis pada malam kelima mulai mengular ke Swiss. Unjuk rasa di Prancis dimulai pada 27 Juni 2023 atau saat seorang remaja di Prancis tewas ditembak polisi. Kementerian Dalam Negeri Prancis pada Minggu pagi, 2 Juli 2023, melaporkan ada 719 orang yang sudah ditahan dalam waktu semalam.
Di L’Hay-les-Roses, yakni wilayah pinggir Paris, kerusuhan yang terjadi cukup parah hingga membakar kendaraan Wali Kota Paris dan menabrakkannya ke rumahnya. Saat kejadian, Wali Kota Paris sedang tidak berada dikediamannya, namun istri dan dua anaknya berada di sana dan segera melarikan diri. Istri Wali Kota Paris itu, dikabarkan mengalami luka-luka dalam upaya menyelamatkan diri dan saat ini sedang dirawat di sebuah rumah sakit.
Menurut kantor jaksa penuntut setempat, sebuah investigasi atas tuduhan pembunuhan sedang dilakukan terkait kejadian ini. Rekaman yang belum diverifikasi dan beredar di media sosial memperlihatkan para perusuh ada yang menggunakan senjata militer.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Turki Menyita 1 Miliar Dolar AS Uang Palsu, Siap Dikirim ke Afrika
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.