TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini seorang pria asal Irak, Salwan Momika melakukan aksi intoleransi dengan merobek dan lakukan pembakaran Al-Quran di luar masjid pusat Stockholm, Swedia tepat pada Hari Raya Idul Adha, Rabu, 28 Juni 2023. Menurut laporan media, pria 37 tahun itu mengusap sepatunya dengan halaman-halaman Alquran yang robek sebelum memasukkan daging asap ke dalamnya dan membakarnya.
Perbuatan intoleransi dan fobia terhadap Islam itu bukan kali pertama terjadi. Pemimpin politik Denmark-Swedia Rasmus Paludan bahkan tercatat melakukannya hingga paling tidak lima kali. Berikut deretan para pelaku aksi pembakaran Al-Quran yang pernah terjadi, dirangkum Tempo.co.
1. Rasmus Paludan
Rasmus Paludan tercatat acap melakukan pembakaran Al-Quran di. Terakhir pada 21 Januari 20213 lalu. Pembakaran bermula ketika dirinya melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia. Usai menyampaikan gagasannya selama kurang lebih satu jam, Kepala Partai Politik Sayap Kanan Denmark Starm Kurs itu kemudian membakar Al Quran dengan korek api.
Tak hanya membakar, Paludan juga menyampaikan sikap meremehkan Islam dan migrasi ke Swedia. Bahkan, ia mengklaim aksinya itu merupakan bentuk kebebasan berekspresi. Jika ada yang tidak terima, sebaiknya segera keluar dari Swedia. “Jika Anda tidak berpikir harus ada kebebasan berekspresi, Anda harus tinggal di tempat lain,” kata Rasmus Paludan kepada massa di sana.
2. Thorsen dan kawan-kawan
Sebuah video yang diunggah melalui Facebook beredar luas ke publik memperlihatkan aksi Thorsen dan aktivis lainnya membakar Al Quran. Segelintir aktivis tersebut pertama kali pergi ke Mortensrud, pinggiran kota Oslo Norwegia yang memiliki komunitas Muslim relatif besar. Sesampainya di sana, mereka meletakkan Al Quran yang terbakar di tengah perempatan kecil.
Mengutip voanews, awalnya, mereka berhasil mendorong mundur warga sekitar yang berusaha memadamkan api. Lalu, kerumunan warga dengan penuh emosi berkumpul dan bersama-sama memadamkan api tersebut. Dinas intelijen domestik Norwegia pun menggambarkan serangan itu sebagai tindakan terorisme Islam.
3. Pendeta Bob Old dan Danny Allen
Pada 11 September 2010, beberapa orang Amerika Serikat yang sesat merencanakan untuk lakukan pembakaran Al-Quran. Tindakan intoleransi ini adalah ide dari Terry Jones, seorang Pendeta Kristen asal Florida yang dilakukan oleh dua pendeta lainnya, Bob Old dan Danny Allen. Melansir Aljazeera, atas adanya kritik dari Barack Obama, Terry Jones tidak melakukan aksinya. Sayangnya, Old dan Allen tetap melancarkan aksi tersebut
4. Pria di Denmark
Seorang pria Denmark, 42 tahun, didakwa dengan penistaan agama di setelah mengunggah video berdurasi 4 menit 15 detik di Facebook. Video itu memuat dirinya yang tengah membakar Al Quran. Melansir moroccoworldnews, awalnya, pria tersebut didakwa karena melakukan ujaran kebencian, tetapi sidang selanjutnya menyatakan bahwa ia didakwa akibat penodaan agama. Ditambah pula dengan ketegangan agama dan sensitivitas kebebasan berbicara di komunitas Muslim Denmark telah meningkat sejak surat kabar Denmark Jyllands-Posten merilis 12 kartun Nabi Muhammad pada 2006.
5. Salwan Momika
Aksi pembakaran Al-Quran kembali terjadi di Swedia. Kali ini dilakukan oleh seorang warga Irak bernama Salwan Momika. Momika merobek beberapa halaman salinan Al-Quran dan membakarnya dengan tujuan mengkritik Islam. Dia mengenalkan diri sebagai ateis sekuler di media sosial. Dia juga memuji politisi sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, yang sebelumnya juga melakukan aksi pembakaran kitab suci umat Islam tersebut. Menurut Momika, Islam adalah ancaman terhadap nilai-nilai Swedia.
Pilihan Editor: Indonesia Kecam Pembakaran Al-Quran di Swedia