TEMPO.CO, Jakarta - Balon mata-mata Cina membuat geger di Amerika Serikat di awal tahun ini. Balon yang melintasi langit Amerika ini ternyata menggunakan teknologi AS untuk mengumpulkan informasi audio-visual, menurut laporan Wall Street Journal yang dilansir dari Reuters, Kamis, 29 Juni 2023. WSJ mengutip temuan awal dari penyelidikan yang dilakukan.
Analisis beberapa badan pertahanan dan intelijen AS, menemukan bahwa balon tersebut membawa peralatan AS yang tersedia secara komersial. Balon mata-mata Cina itu mengangkut sensor yang lebih khusus dan peralatan lain untuk mengumpulkan foto, video, dan informasi lainnya. Hasilnya dikirim ke Cina menurut laporan Wall Street Journal yang mengutip pejabat AS.
Temuan tersebut mendukung kesimpulan bahwa pesawat itu dimaksudkan untuk memata-matai, bukan untuk pemantauan cuaca seperti yang diklaim Cina, menurut laporan itu. Namun balon itu tidak mengirim data dari perjalanan delapan hari di atas Alaska, Kanada, dan beberapa negara bagian AS yang berdekatan dengan Cina. Belum ada komentar dari Gedung Putih dan Biro Investigasi Federal.
Meski membuat geger di sejumlah negara, balon mata-mata Cina diduga masih mengudara. Pada Selasa, 27 Juni 2023, balon mata-mata Cina disebut beredar di wilayah Taiwan. Temuan terbaru menunjukkan bahwa Taiwan dan Jepang menjadi sasaran di Asia Timur.
Laporan BBC yang dilansir dari Channel News Asia melaporkan bahwa "beberapa gambar balon melintasi Asia Timur." Balon itu terpantau dari data perusahaan intelijen buatan Synthetaic, yang menganalisis data satelit dalam jumlah besar. Ada bukti balon melintasi Jepang dan Taiwan pada September 2021, menurut laporan itu.
Taiwan menegaskan akan menembak jatuh balon mata-mata yang terbang di atas wilayahnya. Jepang juga telah mengkonfirmasi kehadiran balon terbang di atas wilayahnya dan mengatakan siap menembak jatuh.
Direktur Perencanaan Operasi Bersama Kementerian Pertahanan Taiwan Mayor Jenderal Lin Wen-huang, mengatakan, jika balon-balon ini mengintimidasi atau berisiko bagi Taiwan, akan menembak jatuh dan menghancurkannya. Kolonel Lo Cheng-yu dari pusat intelijen kementerian mengatakan militer mengendalikan situasi di sekitar Selat Taiwan secara efektif dan melacak setiap pergerakan balon ketinggian tinggi dari Cina daratan.
“Kementerian pertahanan juga mempertahankan informasi langsung melalui pertukaran intelijen dengan sekutu lain untuk memastikan keamanan kami secara keseluruhan,” kata Lo.
REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA
Pilihan Editor: Korea Selatan Beri Sanksi Warga Rusia, Bantu Program Senjata Korea Utara