TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin tentara bayaran Rusia Yevgeny Prigozhin, Senin, 26 Juni 2023 mengatakan bahwa pemberontakan satu hari oleh pasukan Grup Wagner dimaksudkan bukan untuk menggulingkan pemerintah Rusia tetapi untuk mengajukan protes atas apa yang dia katakan sebagai tindakan perang yang tidak efektif di Ukraina.
Dalam komentar publik pertamanya sejak mengakhiri pemberontakan pada Sabtu malam, Prigozhin mengulangi klaimnya bahwa Wagner adalah kekuatan tempur paling efektif di Rusia "dan bahkan dunia", dan bahwa hal itu mempermalukan unit-unit yang telah dikirim Moskow ke Ukraina pada 24 Februari 2023.
Dia mengatakan cara mereka merebut kota Rostov-on-Don di Rusia selatan tanpa pertumpahan darah dan mengirim konvoi bersenjata ke jarak 200 km dari Moskow telah menjadi bukti keefektifan para pejuangnya.
"Kami menunjukkan kelas master, sebagaimana seharusnya pada 24 Februari 2022. Kami tidak memiliki tujuan untuk menggulingkan rezim yang ada dan pemerintah yang terpilih secara sah," katanya dalam pesan audio berdurasi 11 menit yang dirilis di aplikasi perpesanan Telegram.
Prigozhin memperbarui tuduhan, sejauh ini tidak didukung oleh bukti, bahwa militer Rusia telah menyerang kamp Wagner dengan rudal dan kemudian helikopter, menewaskan sekitar 1.000 orangnya, dan mengatakan ini telah menjadi pemicu langsung dari apa yang disebutnya "pawai keadilan".
Menghindari Pertumpahan Darah
Wagner menghentikan gerak majunya menuju Moskow pada saat mereka menyadari bahwa mereka harus menghadapi pasukan Rusia yang menunggu, dan bahwa darah pasti akan tertumpah, katanya, mengulangi pernyataan yang ia buat pada hari Sabtu.
Prigozhin, mantan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, menekankan bahwa Wagner tidak menumpahkan setetes darah pun ke tanah selama konvoi ke utara, tetapi menyesali bahwa para pejuangnya harus membunuh tentara Rusia yang menyerang konvoi mereka dari helikopter.
Dia juga sekali lagi mengeluh tentang perintah militer yang harus ditandatangani oleh semua unit sukarelawan termasuk Grup Wagner sebelum 1 Juli menempatkan diri mereka di bawah kendali Kementerian Pertahanan Rusia.
Kurang dari 2% anak buah Wagner telah mendaftar, tambah Prigozhin.
"Tujuan konvoi adalah untuk menghindari kehancuran Wagner," katanya.
Dalam rekaman tersebut, Prigozhin tidak menjawab pertanyaan apa pun yang masih seputar kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang mengakhiri pemberontakan.
Kremlin, Sabtu, mengatakan bahwa kesepakatan itu termasuk membatalkan kasus pidana terhadap Prigozhin dan kepindahannya ke Belarusia.
Prigozhin, yang terakhir terlihat di depan umum sedang mengendarai kendaraan sport dari Rostov-on-Don pada Sabtu malam, tidak mengatakan di mana dia berada ketika merekam pernyataannya.
REUTERS
Pilihan Editor: Mahasiswa Indonesia di Rostov Sempat Panik saat Grup Wagner Nekat Berontak