TEMPO.CO, Jakarta - Dua kali sehari pawang gajah di Sri Lanka berusaha membawa Sak Surin, yakni seekor gajah yang disumbangkan Thailand lebih dari 20 tahun lalu, ke dalam peti yang dibuat khusus. Di situ ia berdiri dengan sabar, melatih persiapan penerbangan enam jam khusus sang gajah pulang dan memulihkan kesehatannya.
Gajah berusia 29 tahun itu memiliki berat 4 ribu kilogram dan tingginya sembilan kaki atau sekitar 2,7 meter. Ia saat ini menderita abses dan kaki depannya yang kaku membuatnya sulit berjalan dan berdiri.
"Ini mungkin pertama kalinya dalam sejarah kami mencoba menerbangkan gajah sebesar ini ke tujuan baru. Tapi dia sangat lembut dan patuh, yang membuatnya lebih mudah untuk dicoba dan membuatnya terbiasa dengan prosesnya," kata Madusha Perera, seorang ahli bedah hewan di kebun binatang nasional di Kolombo.
Gajah, yang dikenal warga Sri Lanka sebagai "Muthu Raja", akan melakukan perjalanan pada 1 Juli 2023 ke kota Chiang Mai di pegunungan utara Thailand dan menghabiskan dua minggu di karantina.
"Sulit baginya berdiri lama-lama di dalam peti, jadi kami membawanya berjalan-jalan di sekitar kompleks terlebih dahulu dan kemudian memberinya makan ranting kelapa dan nangka sambil menunggu di dalam," tambah Perera.
Sejak dia dihadiahkan ke Sri Lanka pada 2001, Sak Surin sering ditugaskan membawa relik Budha dalam prosesi keagamaan. Ia telah menghabiskan sebagian besar waktunya di sebuah kuil Budha di Kalutara, sekitar 75 kilometer dari Kolombo, Ibu Kota komersial Sri Lanka.
Beberapa kuil yang lebih besar bahkan memelihara kandang binatang. Tapi dia dipindahkan ke kebun binatang November lalu, setelah aktivis kesejahteraan hewan mendesak untuk mengeluarkannya dari kuil karena kesehatannya yang buruk dan fasilitas yang tidak memadai.
Perera, yang mengawasi perawatannya, bersama dengan mahout dan staf lainnya, mengatakan dia mungkin membutuhkan fasilitas hidroterapi yang tidak dimiliki Sri Lanka untuk memulihkan gerakan penuh.
Dokter hewan dan mahout juga telah berkunjung dari Thailand untuk memeriksa kondisinya. Thailand akan membayar biaya perjalanan pulang gajah tersebut. Sedangkan Sri Lanka menanggung biaya perawatan medis dan makanannya, yang mencapai sekitar 400 kilogram sehari.
Hewan berkulit tebal itu, diperkirakan akan kembali ke Sri Lanka setelah perawatan, kata Perdana Menteri Sri Lanka Dinesh Gunawardena. Para aktivis kesejahteraan hewan berharap gajah tersebut akan dikirim ke tempat perlindungan.
REUTERS
Pilihan Editor:Ivanka Trump Pakai Gaun Sama dengan Kate Middleton untuk Upacara Bat Mitzvah Putrinya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.