TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari setelah hilang kontak di perairan Samudra Atlantik, muncul kembali bahasan tentang kritik spesifikasi kapal selam Titan wisata Titanic milik OceanGate. Peringatan itu sebenarnya sudah datang dari Marine Technology Society (MTS) sejak lima tahun lalu.
Pada 27 Maret 2018, asosiasi profesi teknologi kelautan tersebut mengatakan dalam suratnya kepada OceanGate. “Pendekatan eksperimental kalian dapat menghasilkan dampak negatif (dari yang kecil hingga bencana besar).”
MTS, asosiasi yang sudah berusia 60 tahun, lebih lanjut menyatakan “keprihatinan penuh” tentang rencana ekspedisi OceanGate seharga Rp 3,7 miliar untuk membawa wisatawan melihat reruntuhan Titanic dengan kapal selam Titan yang dibangun dengan serangkaian fitur siap pakai dan operasi satu tombol.
Melansir Forbes.com, OceanGate tampaknya tidak berniat mengikuti standar kelas DNV-GL, yakni seperangkat peraturan industri yang diakui secara luas sebagai pedoman utama untuk keselamatan kapal selam. Walau demikian, OceanGate mengaku dalam materi pemasaran bahwa Titan memenuhi atau melampaui standar itu.
“Representasi pemasaran OceanGate telah menyesatkan publik dan melanggar kode etik profesional di seluruh industri yang kita semua junjung tinggi,” tulis Will Kohnen, Ketua Komite MTS. Ia juga mengkhawatirkan istilah “eksperimental” oleh perusahaan bagi para peserta ekspedisi yang harus menandatangani surat pernyataan mengakui risiko cedera serius.
OceanGate lengkapnya mendefinisikan Titan sebagai kapal selam eksperimental yang belum disetujui atau disertifikasi oleh badan pengawas mana pun yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Menurut Kohen, gagasan semacam itu dapat memiliki konsekuensi serius bagi semua pihak di industri terkait.
Asosiasi kemudian merekomendasikan agar perusahaan setidaknya mengirimkan prototipe kapal selam Titan untuk ditinjau oleh DNV-GL, terlepas dari waktu dan biaya tambahan yang diperlukan. Namun, dalam postingan pada 2019, OceanGate mengeluarkan pendapat balasan bahwasanya sertifikasi dari grup seperti DNV-GL tidak akan menjamin keamanan karena menganggap inovasi sering berada di luar paradigma industri yang ada. Oleh sebab itu, mereka memilih untuk bekerja mengurangi risiko sebisa mungkin.
Pengakuan Karyawan OceanGate
Pada Januari 2018, David Lochridge sempat mengkritik proses penelitian dan pengembangan yang OceanGate lakukan untuk Titan. Secara khusus, karyawan perusahaan itu mengkhawatirkan bahan yang digunakan di lambung kapal dan kurangnya pengujian untuk mengukur kemampuannya menahan tekanan kuat dari laut dalam.
OceanGate lalu mengadakan pertemuan untuk membahas masalah tersebut. Di akhir pembahasan, Lochridge menyatakan bahwa ia tidak dapat menerima keputusan desain Titan oleh OceanGate dan menolak pelayaran berawak apa pun tanpa pengujian lebih lanjut. Ia kemudian justru dipecat, menurut reuters.com.
Pada Juni–Juli 2018, OceanGate mengajukan gugatan terhadap Lochridge dengan tuduhan bahwa mantan karyawan itu telah membahas informasi rahasia dengan orang lain. Lochridge membalas pada Agustus 2018, menyangkal tuduhan itu serta menegaskan masalah kontrol kualitas dan masalah keamanan yang mengancam keselamatan penumpang.
Pernah Digugat
Pada Februari 2018, CEO OceanGate Stockton Rush juga sempat digugat oleh pasangan asal Florida. Marc dan Sharon Hagle memperjuangkan pengembalian dana deposit mereka untuk beberapa perjalanan Titan yang dibatalkan.
Dilansir dari cbsnews.com, OceanGate diketahui pernah membatalkan satu ekspedisi karena kapal selam Titan tidak memiliki cukup waktu untuk mencapai kedalaman Titanic. Ada pula perjalanan lain yang dibatalkan karena “kegagalan peralatan,"
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM
Pilihan Editor: Biden dan Modi Sambut Hubungan Baru AS - India untuk Bendung Cina