TEMPO.CO, Jakarta - Dalam pertemuan Dialog Shangri-La di Singapura, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengusulkan solusi damai untuk konflik dua negara Eropa, Rusia dan Ukraina. Solusi tersebut kemudian dikenal dengan Proposal Damai Rusia Ukraina. Proposal ini diajukan Prabowo karena kedua negara tersebut setelah berperang sejak Februari 2022 lalu.
Perang dua negara Eropa tersebut bermula ketika Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan operasi militer khusus di negara tetangganya, Ukraina. Disebutkan, Putin ingin demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Hal ini dilakukan Rusia untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran genosida dari rezim Kyiv. Sejak saat itu, konflik kedua negara pun memanas hingga saat ini.
Setelah usulkan proposal damai, bisakah Prabowo damaikan Rusia-Ukraina? Simak penjelasannya berikut ini.
Isi Usulan Prabowo dalam Proposal Damai
Prabowo mengusulkan Proposal Damai kala menghadiri Dialog Shangri-La di Singapura beberapa waktu lalu. Dalam usulan tersebut, terdapat empat poin utama yang disampaikan oleh Prabowo. Berikut empat isi usulan Prabowo dalam proposal damai:
1. Rusia dan Ukraina melakukan gencatan senjata di titik-titik konflik.
2. Rusia dan Ukraina menarik mundur pasukan sejauh 15 kilometer untuk menciptakan zona demiliterisasi.
3. Pengutusan pasukan pemantauan perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PBB segera menyelenggarakan referendum di wilayah-wilayah konflik yang disebut juga dengan ‘daerah sengketa’.
Respon Ukraina Terhadap Usulan Prabowo
Usulan Proposal Damai yang disampaikan oleh Prabowo langsung mendapat respon dari Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov. Dilansir dari Tempo, pada 2 Juni 2023 lalu Menteri Pertahanan Ukraina menolak mentah-mentah usulan yang diajukan oleh Prabowo. Menurutnya, usulan untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina tersebut “aneh” dan berujung dengan tegas menolaknya.
“Kedengarannya ini seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia. Kami tidak membutuhkan mediator ini datang kepada kami (dengan) rencana aneh ini,” ucap Reznikov dikutip dari Ukrinform.net.
Di sisi lain, Juru bicara luar negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, juga menolak rencana dan usulan dari Prabowo tersebut. Dia menyebutkan jika Rusia lah yang seharusnya menarik pasukan dari daerah teritorial Ukraina. Selain itu, Nikolenko juga mengatakan jika Rusia telah melakukan tindakan agresi dan menduduki teritorial Ukraina. Jadi, permintaan gencatan senjata hanya akan memberi kesempatan pasukan Rusia untuk kembali memperkuat diri.
Respon Rusia Terhadap Usulan Prabowo
Berbeda dengan Ukraina yang menolak mentah-mentah usulan Prabowo, Rusia justru menyambut proposal tersebut dengan baik. Menurutnya, hal ini berarti banyak negara yang ingin mencarikan solusi damai dari perang antara Rusia dan Ukraina.
“Kami menyambut baik upaya negara mana pun yang bertujuan mencari solusi damai untuk konflik ini,” ucap Wakil menteri Luar Negeri Rusia, Andrey Rudenko pada kantor berita TASS.
“Sejauh yang saya tahu kami tidak memiliki informasi resmi mengenai hal ini, tetapi kami mendengarnya dari laporan media,” tambahnya.
Ukraina Telah Usulkan Rencana Perdamaian 10 Poin
Kementerian Luar Negeri Ukraina telah menjelaskan alasan mengapa proposal damai yang diusulkan oleh Prabowo, ditolak dan dinilai tidak akan berhasil. Sementara itu, sebagai gantinya Ukraina meminta Jakarta untuk bergabung dalam implementasi formula perdamaian Rusia-Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah mengajukan rencana perdamaian yang berisikan 10 poin kesepakatan. Ukraina meminta agar Rusia menarik mundur semua pasukannya dari wilayah Ukraina. Selain itu, Kepala Penasihat Diplomatik lhor Zhockva juga mengungkapkan jika Ukraina tidak tertarik untuk melakukan gencatan senjata yang akan memberikan keuntungan kepada Rusia.
Dengan perbedaan respon antara Rusia dan Ukraina ini menjadi bukti jika Proposal Damai yang diajukan oleh Prabowo akan sulit untuk direalisasikan. Pasalnya, kedua negara memiliki pandangan yang berbeda mengenai usulan tersebut. Di sisi lain, presiden Joko Widodo atau Jokowi pun kabarnya akan memanggil Prabowo terkait untuk klarifikasi terkait proposal damai tersebut.
Dipanggil Jokowi ke Istana
Usai menyampaikan proposal perdamaian, Jokowi pun dikabarkan akan memanggil Prabowo ke Istana. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut Prabowo akan dipanggil dalam rangka menjelaskan maksud proposal yang telah menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Pramono menyebut proposal perdamaian itu disampaikan oleh Prabowo dalam Forum resmi dan mendapatkan tanggapan dari Ukraina dan Rusia. Sehingga menurutnya, hal itu perlu ditanggapi positif.
"Karena ini menjadi polemik di ruang publik, Presiden sudah menyampaikan beliau akan memanggil dan berdiskusi dengan Pak Prabowo mengenai hal tersebut," kata Pramono di kawasan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 7 Juni 2023.
VIVIA AGARTHA F | RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Zelensky Kunjungi Lokasi Banjir akibat Jebolnya Bendungan Kakhovka