TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi telah meluncurkan rencana operasional haji terbesar yang pernah ada menjelang musim haji yang akan datang. Untuk pertama kalinya, pembatasan jumlah jemaah dicabut sejak pandemi COVID- 19 merebak.
Sebanyak 14.000 anggota staf akan dikerahkan, terbanyak sepanjang sejarah. Selain itu ada lebih 8.000 sukarelawan dilibatkan yang akan dikerahkan di lapangan untuk membantu jutaan jemaah yang diharapkan ikut serta dalam haji tahun ini.
Haji adalah ziarah tahunan ke kota suci Mekkah di Arab Saudi. Pelaksanaannya akan dimulai pada 26 Juni, sambil menunggu pengumuman resmi oleh pihak berwenang.
“Rencana operasional musim haji tahun ini merupakan yang terbesar dalam sejarah kepresidenan, setelah berakhirnya pandemi corona dan pengumuman kepulangan jutaan jemaah haji, sesuai dengan sistem pelayanan terpadu," kata Presiden Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci Dr. Abdulrahman al-Sudais dalam sebuah pernyataan.
Arab Saudi telah mencabut pembatasan jumlah jemaah yang diizinkan untuk melakukan haji untuk pertama kalinya sejak pandemi virus Corona dimulai. Sekitar 2,6 juta orang diperkirakan akan mengambil bagian dalam ritual Islam tahun ini.
Sebanyak 300.000 eksemplar Alquran akan didistribusikan di Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, menurut al-Sudais. Layanan dan panduan penerjemahan akan tersedia di seluruh situs dalam 51 bahasa untuk melayani jutaan orang yang datang dari seluruh dunia. Workshop hafalan dan hafalan Quran juga akan diadakan.
Kepresidenan Umum akan mendistribusikan 40 juta liter air Zamzam di Dua Masjid Suci melalui lebih dari 30.000 titik distribusi. Sedikitnya dua juta botol air Zamzam disediakan untuk jemaah setiap hari. Teknologi digital termasuk aplikasi seluler dan robot di lokasi akan dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman jemaah secara keseluruhan.
AL ARABIYA
Pilihan Editor: Dokumen Bocor, CIA Disebut Tahu Ukraina di Belakang Ledakan Pipa Gas Nord Stream