Banjir kritik ke Tiongkok
Setelah tindakan keras tersebut, Amerika Serikat memberlakukan sanksi ekonomi dan diplomatik untuk sementara waktu, dan banyak pemerintah asing lainnya mengkritik penanganan pemerintah Tiongkok terhadap para pengunjuk rasa. Media Barat dengan cepat menyebut peristiwa 3-4 Juni sebagai "pembantaian."
Pemerintah Tiongkok menangkap ribuan yang diduga sebagai pembangkang; banyak dari mereka yang menerima hukuman penjara dengan berbagai durasi, dan sejumlah orang dieksekusi. Namun, beberapa pemimpin oposisi berhasil melarikan diri dari Tiongkok dan mencari perlindungan di Barat, terutama Wu'er Kaixi. Zhao Ziyang yang terhina segera digantikan sebagai sekretaris jenderal partai oleh Jiang Zemin dan ditempatkan dalam tahanan rumah.
Korban tragedi Tiananmen
Sejak awal peristiwa tersebut, sikap resmi pemerintah Tiongkok adalah meremehkan signifikansinya, menyebut para pengunjuk rasa sebagai "kontrarevolusioner" dan meminimalkan luasnya tindakan militer pada tanggal 3-4 Juni. Pemerintah melaporkan bahwa jumlah yang tewas adalah 241 orang (termasuk tentara), dengan sekitar 7.000 orang terluka; namun, sebagian besar perkiraan lain menempatkan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.
Selama bertahun-tahun setelah peristiwa tersebut, pemerintah umumnya berusaha untuk menekan referensi terhadapnya. Peringatan publik tentang peristiwa ini secara resmi dilarang. Namun, warga Hong Kong telah mengadakan doa malam tahunan pada hari jadinya, bahkan setelah Hong Kong kembali ke administrasi Tiongkok.
Terbaru, pada Minggu, 4 Juni, polisi Hongkong menangkap 23 orang karena dianggap melanggar kenyamanan publik. Seorang wanita berusia 53 tahun juga ditangkap karena menghalangi polisi pada peringatan kekerasan terhadap protes pro-demokrasi di Beijing pada pada 1989.
NAUFAL RIDHWAN | SITA PLANASARI
Pilihan Editor: Indonesia Usulkan Gencatan Senjata dalam Invasi Rusia, Mengapa Ditolak AS dan Ukraina?