TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu, 4 Juni 2023, menyebut pembunuhan tiga tentara oleh seorang anggota dinas keamanan Mesir sebagai serangan teroris dan menuntut penyelidikan bersama penuh dengan Kairo.
Mesir mengatakan sedang bekerja dengan Israel untuk menyelidiki insiden yang terjadi pada Sabtu.
"Israel menyampaikan pesan yang jelas kepada pemerintah Mesir. Kami berharap penyelidikan bersama akan lengkap dan menyeluruh," kata Netanyahu kepada kabinetnya dalam sambutan yang disiarkan televisi.
"Kami akan memperbarui prosedur dan metode operasi serta langkah-langkah untuk menekan seminimal mungkin penyelundupan dan memastikan serangan teroris tragis seperti ini tidak terjadi lagi."
Rincian lebih lanjut dari insiden langka di sepanjang perbatasan muncul pada Minggu. Perbatasan biasanya damai, karena dua negara bertetangga bekerja sama dalam menjaga keamanan, meskipun sering ada laporan penyelundupan narkoba, termasuk yang terjadi sebelum kekerasan mematikan itu.
Militer Israel mengatakan bahwa dua tentaranya ditembak mati pada Sabtu pagi oleh seorang anggota dinas keamanan Mesir yang melintasi pagar perbatasan. Pos gurun mereka jauh dan butuh beberapa jam sebelum tubuh mereka ditemukan.
"Sejak saat itu peristiwa teroris diumumkan, mengarah ke penyisiran di daerah itu," kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari dalam sebuah wawancara dengan berita YNET Israel. "Sebuah pesawat tak berawak dikirim dan 1,5 kilometer di dalam Israel, orang yang mencurigakan diidentifikasi."
Tentara kemudian melakukan kontak dan selama baku tembak penjaga Mesir dan tentara Israel ketiga tewas.
Pada Sabtu, militer Mesir mengatakan tiga orang Israel dan penjaga Mesir telah tewas dalam baku tembak saat penjaga mengejar penyelundup melintasi perbatasan.
Dua sumber Mesir, Minggu, mengatakan bahwa tim sedang memeriksa tempat kejadian dan tubuh penjaga untuk menentukan bagaimana peristiwa itu terjadi. Rekan kerja dan anggota keluarga penjaga Mesir telah diwawancarai untuk mencari tahu apakah dia termasuk dalam kelompok politik atau menderita penyakit mental, kata mereka.
Mesir pada 1979 menjadi negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel dan mereka berbagi perbatasan sepanjang lebih dari 200 km.
REUTERS
Pilihan Editor: Gubernur: Penembakan oleh Ukraina Berlanjut di Belgorod, Ribuan Orang Dievakuasi