TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Nigeria yang baru Bola Ahmed Tinubu pada Senin, 29 Mei 2023, dilantik sumpah jabatan sebagai orang nomor satu di Nigeria. Pelantikan Tinubu tetap dilakukan meski ada seruan untuk membatalkan hasil pemilu pada Februari 2023.
Dalam pidato pertamanya, Tinubu menyerukan agar demokrasi di Nigeria dilestarikan dan dikembangkan. Dia pun menyebut pemerintahan yang demokratis sebagai kunci penggerak reformasi, yang pada akhirnya membuka potensi bangsa.
“Pemerintahan kami akan memerintah atas nama Anda (rakyat Nigeria), namun tidak pernah mengatur Anda. Kita akan berkonsultasi dan berdialog, tidak akan pernah mendikte,” kata Tinubu.
Pidato Presiden Tinubu itu pun dikomentari oleh Juru bicara Free Nigerian Movement Moses Ogidi Paul. Dia menyebut saat ini banyak harapan pada Tinubu untuk bisa menyatukan warga Nigeria baik secara regional maupun budaya.
“Ada banyak yang diharapkan kalau presiden Nigeria yang baru mau bekerja sama dengan masyarakat, menyatukan masyarakat dan berkolaborasi lagi,” kata Paul.
Sedangkan Juru bicara dari kubu oposisi Partai Buruh, Yunusa Tanko, mengingatkan kembali ada sejumlah kasus di pengadilan terkait dugaan kecurangan pemilu yang masih dalam pertimbangan. Lembaga peradilan di Nigeria diharapkan Tanko bisa menjalankan tugasnya dan keadilan ditegakkan sehingga warga pun bisa berkesimpulan kalau demokrasi sudah berada dijalan yang benar.
Pada Senin, 29 Mei 2023, Muhammadu Buhari akan menyerahkan tongkat kekuasaan pada Bola Ahmed Tinubu, 71 tahun, yang terpilih sebagai Presiden Nigeria yang baru dalam pemilu Februari 2023 kendati kubu oposisi mengklaim kemenangan itu karena pemilu telah dicurangi. Nigeria adalah negara paling padat penduduknya di Benua Afrika.
Pemerintahan Presiden Tinubu saat ini diwarisi tugas untuk menghentikan pemberontakan yang sudah berkecamuk selama 14 tahun di timur laut Nigeria. Pemberontakan di wilayah itu telah menewaskan 40 ribu orang dan 2 juta orang terlantar.
Banyak pengamat dan analis melihat mantan Presiden Buhari meninggalkan jabatannya dalam kondisi penuh kekecewaan. Nigeria, yang menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Afrika, terperosok dalam krisis ekonomi yang serius. Inflasi di Nigeria menyentuh dua digit, utang membengkak, kemiskinan dan pengangguran serta krisis keamanan dengan kekerasan yang meraja-lela yang dilakukan oleh kelompok teroris dan kelompok kriminal yang melakukan pembunuhan massal serta penculikan.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor:Disebut Bakal Setujui Pemilu Sistem Proporsional Tertutup, Apa Wewenang Mahkamah Konstitusi (MK)?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.