TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Muhammadu Buhari, 80 tahun, pada Minggu, 28 Mei 2023, mengklaim melepaskan jabatan dalam kondisi Nigeria sudah lebih baik ketimbang saat dia mengambil alih kekuasaan pada 2015. Ucapan itu disampaikan pada hari saat dia resmi tak lagi menjabat sebagai orang nomor satu di Nigeria.
Pada Senin, 29 Mei 2023, Buhari akan menyerahkan tongkat kekuasaan pada Bola Ahmed Tinubu, 71 tahun, yang terpilih sebagai Presiden Nigeria yang baru dalam pemilu Februari 2023 kendati kubu oposisi mengklaim kemenangan itu karena pemilu telah dicurangi. Nigeria adalah negara paling padat penduduknya di Benua Afrika.
“Saya yakin kalau saya angkat kaki dalam kondisi Nigeria sudah lebih baik pada 2023 ini ketimbang pada 2015. Demokrasi kita sudah lebih baik dan warga sudah lebih tertarik dengan pemilu. Hasil dalam pemilu cukup untuk mencapai sebuah keamanan dan lingkungan yang terjamin untuk seluruh warga Nigeria,” kata Buhari dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi.
Di bawah pemerintahan Buhari, militer Nigeria merebut wilayah di timur laut Nigeria yang sebelumnya dikuasai oleh kelompok militan Boko Haram. Namun kelompok militan lain yang terkait dengan ISIS, yakni ISWAP, bangkit melakukan pemberontakan, di mana hal ini telah menjadi ancaman yang dominan.
Namun, banyak pengamat dan analis melihat Buhari meninggalkan jabatannya dalam kondisi penuh kekecewaan. Nigeria, yang menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Afrika, terperosok dalam krisis ekonomi yang serius. Inflasi di Nigeria menyentuh dua digit, utang membengkak, kemiskinan dan pengangguran serta krisis keamanan dengan kekerasan yang meraja-lela yang dilakukan oleh kelompok teroris dan kelompok kriminal yang melakukan pembunuhan massal serta penculikan.
Lalu, bagaimana profil Muhammadu Buhari?