TEMPO.CO, Jakarta - Seorang model cantik kelahiran Iran menuai kontroversi setelah mengenakan gaun dengan leher yang menyerupai jerat tali gantungan.
Mahlagha Jaberi, mengatakan mengenakan gaun itu ke Festival Film Cannes ke-76 untuk "membuat pernyataan" dan untuk menarik kesadaran akan eksekusi hukuman gantung yang terjadi di Iran.
Dia juga membagikan video dan fotonya di Instagram. Video tersebut melibatkan bidikan close-up yang berbeda dari model dalam gaun dengan teks yang berbunyi: "Hentikan eksekusi."
Di postingan lain, model berusia 33 tahun itu mengatakan ingin "membawa perhatian media" ke situasi di Iran.
"Kami ingin membuat pernyataan mode untuk mengamati kemewahan Cannes, tetapi yang lebih penting, untuk membawa perhatian media pada eksekusi yang salah terhadap orang-orang Iran. Sayangnya, pernyataan politik tidak diperbolehkan di festival film dan keamanan menghentikan saya untuk menunjukkan bagian belakang gaun saya, tetapi arti 'jerat' dipahami dengan baik."
Protes berlanjut selama berbulan-bulan sejak September tahun lalu, dipicu oleh pembunuhan Mahsa Amini, perempuan keturunan Kurdi berusia 22 tahun setelah dia ditahan oleh polisi moral Iran.
Namun, postingan dan video sang model menuai kecaman di media sosial.
Wartawan Yashar Ali mengatakan video model itu "benar-benar memalukan."
"Ketika orang-orang Iran yang tidak bersalah sedang dieksekusi, @MahlaghaJaberi berpikir akan menjadi ide yang baik untuk mengenakan gaun yang memiliki jerat di dalamnya dan kemudian merekam video yang menggoda menggunakan lagu yang telah menjadi lagu kebangsaan bagi pengunjuk rasa.”
Yashar Ali menambahkan, "Ia kemudian mengakhiri video dengan 'hentikan eksekusi' dan tidak ada konteks atau informasi lain yang membuatnya tidak membantu!"
Namun, yang lain dengan cepat membela Jaberi. Seorang pengguna media sosial menulis: "Mengapa tidak menghargai usahanya? Tidakkah niat itu penting?"
Sementara yang lain berkata: "Saya melihat ini sebagai caranya memprotes dan caranya mendukung pengunjuk rasa. Saya tidak berpikir dia melakukan sesuatu yang jahat sama sekali."
Meskipun Iran mengatakan telah mengampuni ribuan orang yang ditangkap sehubungan dengan protes, sejauh ini tampaknya juga melakukan tindakan keras sepanjang 2023. Pihak berwenang di negara itu telah mengeksekusi setidaknya 60 orang sejak akhir April, menurut Human Rights Watch.
Awal bulan ini, Iran mengeksekusi dua pria karena penistaan. Pihak berwenang negara menuduh orang-orang itu terlibat dalam sebuah saluran di aplikasi perpesanan Telegram - yang mereka klaim menghina Islam dan mempromosikan ateisme.
Para pria itu juga dituduh membakar Al Quran atau membagikan gambar aksi pembakaran kitab suci umat Islam di kanal Telegram.
Pilihan Editor: Pengadilan: Iran Eksekusi Hukuman Mati Tiga Pria Terkait Unjuk Rasa
SKY NEWS