Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pidato Kemenangan Erdogan di Pemilu Turki: Demokrasi yang Menang

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Recep Tayyip Erdogan dan para pendukungnya merayakan kemenangan di Pemilu Turki di Ankara pada Senin, 29 Mei 2023. Dia akan memperpanjang kekuasaan yang akan memasuki dekade ketiga. Oposisi Turki bersiap menghadapi "hari-hari sulit" melawan pemerintah yang semakin otokratis.

Dalam pidato di hadapan sukarelawan di depan kompleks kepresidenan, Erdogan mengecilkan kekhawatiran lawan-lawannya yang khawatir akan masa kepemimpinannya mendatang. "Kami bukan satu-satunya pemenang. Turki adalah pemenangnya. Bangsa kami dengan semua segmennya adalah pemenangnya. Demokrasi kami adalah pemenangnya," katanya seperti dilansir Anadolu Agency, media pemerintah Turki.

"Tidak ada yang kalah hari ini. Semua 85 juta (orang) telah menang. Sekarang saatnya untuk bersatu dan berintegrasi seputar tujuan nasional dan impian nasional, mengesampingkan semua perdebatan dan konflik terkait periode pemilu," katanya.

Erdogan meraup 52,2 persen suara pada Pemilu Turki, berbanding 47,8 persen pesaing utamanya Kemal Kilicdaroglu. Citra tak terkalahkan Erdogan di negara anggota aliansi militer Barat, NATO, itu makin kuat.

Pemilu Turki edisi 2023 dipandang sebagai tantangan politik terbesar Erdogan. Oposisi telah yakin akan menggulingkannya dan membalikkan kebijakannya setelah jajak pendapat menunjukkan krisis biaya hidup membuat presiden makin rentan.

Surat kabar pro-pemerintah, bagian dari lanskap media yang sangat pro-Erdogan menyambut kemenangannya. Mereka telah mendukung kampanye pemilihannya di negara berpenduduk 85 juta orang itu.

Saingan Erdogan, Kilicdaroglu mengatakan pemilu Turki kali ini adalah "pemilihan yang paling tidak adil dalam beberapa tahun." Namun dia tidak membantah hasil pemilu.

Kebijakan Erdogan sebelumnya dianggap telah mempolarisasi Turki, tapi memperkuat posisinya sebagai kekuatan militer regional. Meskipun dia menyerukan persatuan, Erdogan tetap berpegang pada tema utama kampanyenya dengan menuduh Kilicdaroglu dan oposisi berpihak pada teroris, tanpa memberikan bukti.

Partai pro-Kurdi utama Turki, terbesar ketiga di parlemen, termasuk di antara partai-partai oposisi yang menentang Erdogan. Mereka dituduh memiliki hubungan dengan militan Kurdi, yang dibantahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bagi oposisi, hari-hari yang sangat sulit akan datang," kata Atilla Yesilada, analis di GlobalSource Partners. Dia memperkirakan lebih banyak tindakan hukum terhadap partai Kurdi dan mengatakan tidak jelas apakah aliansi oposisi akan tetap utuh.

Kekalahan Kilicdaroglu mungkin akan menimbulkan kekhawatiran di antara sekutu Turki di NATO yang khawatir dengan hubungan baik Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengucapkan selamat kepada "sahabatnya" atas kemenangannya.

Mata uang Turki, Lira merosot ke rekor terendah 20,08 melawan dolar. Ini telah kehilangan 90 persen dari nilainya dalam dekade terakhir, diterpa oleh krisis mata uang dan inflasi yang merajalela.

Kerugian terbarunya didorong oleh ketidakpastian tentang apa arti kemenangan Erdogan bagi kebijakan ekonomi. Para kritikus menyalahkan blue print ekonomi suku bunga rendah yang tidak ortodoks. .

Erdogan mengatakan inflasi, yang mencapai puncak 24 tahun sebesar 85 persen tahun lalu sebelum mereda, adalah masalah paling mendesak di Turki.

REUTERS

Pilihan Editor: Rusia Gempur Pelabuhan Odesa, Ekspor Biji-bijian Terancam?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

2 hari lalu

Hagia Sophia di Distrik Fatih, Istanbul, Turki dipadati wisatawan, Kamis, 19 Oktober 2023. (Tempo/Egi Adyatama)
Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul


Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

4 hari lalu

Jenderal Sudan Abdel Fattah al-Burhan. REUTERS
Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.


Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

5 hari lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.


Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

6 hari lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.


Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

6 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara dengan Tempo di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI


Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

6 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.


Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

7 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.


Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

11 hari lalu

Kamera milik jurnalis Reuters Issam Abdallah yang terbunuh pada tanggal 13 Oktober oleh investigasi Reuters yang ditemukan sebagai awak tank Israel, ditampilkan dalam konferensi pers oleh Amnesty International dan Human Rights Watch saat mereka merilis temuan dari penyelidikan mereka terhadap serangan tersebut. serangan mematikan 13 Oktober oleh Israel di Lebanon selatan, di Beirut, Lebanon, 7 Desember 2023. REUTERS/Emilie Madi
Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

14 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

15 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.