Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Setelah 21 Tahun Buron, Pelaku Genosida di Gereja Rwanda Akhirnya Ditangkap

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Tengkorak orang yang tewas selama genosida Rwanda tahun 1994 diatur dan dikunci di luar Gereja Katolik St. Pierre, di Kibuye, pusat kota Karongo, distrik Karongi Barat Daya Rwanda, 26 Mei 2023. REUTERS/Jean Bizimana
Tengkorak orang yang tewas selama genosida Rwanda tahun 1994 diatur dan dikunci di luar Gereja Katolik St. Pierre, di Kibuye, pusat kota Karongo, distrik Karongi Barat Daya Rwanda, 26 Mei 2023. REUTERS/Jean Bizimana
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBegitu pembunuhan massal terhadap rakyat dimulai di Rwanda, 1994, Safari Jean Bosco dan ibunya, saudara perempuan dan laki-laki mencari perlindungan di sebuah gereja Katolik bersama dengan lebih dari 2.000 orang lainnya yang memadati gedung itu. Beberapa berdoa saat ibu-ibu yang lapar berusaha keras untuk menyusui.

Pada 12 April 1994, enam hari setelah genosida terhadap suku Tutsi oleh rezim ekstremis Hutu dimulai, milisi mengepung gereja tersebut. Tak lama setelah itu, Bosco melihat inspektur polisi lokal Fulgence Kayishema dalam sebuah pertemuan dengan pastor paroki dan lainnya.

"Kami pikir pertemuan itu ... membahas bagaimana menjaga keamanan kami," kata Bosco kepada Reuters. "Kemudian kami mengetahui bahwa mereka memiliki niat kejam untuk memusnahkan kami."

Milisi Hutu melemparkan granat ke Gereja Katolik Nyange di Prefektur Kibuye, lalu menyiramnya dengan bahan bakar untuk mengobarkan api. Ketika itu gagal, mereka merobohkan gereja dengan buldoser dan sebagian besar yang berlindung di dalam meninggal.

Rabu, setelah 21 tahun buron dari dakwaan genosida atas pembantaian gereja oleh pengadilan pidana perang Rwanda internasional, Kayishema ditangkap di Afrika Selatan, memberikan rasa puas yang telah lama disangkal kepada para penyintas.

"Penangkapan Kayishema telah lama dinantikan. Mudah-mudahan keadilan ditegakkan,” kata Bosco, kini berusia 67, yang selamat dari pembuldoseran dengan bersembunyi di bawah beberapa jasad dari 2000 korban.

Ia adalah tetangga Kayishema sebelum genosida Rwanda 1994, dan berbicara dengan Reuters di pintu depan rumahnya, sambil menatap kosong ke arah tanah milik Kayishema dulu.

Tetangga lainnya, Aloys Rwamasirabo, kehilangan lima dari sembilan anaknya di gereja tersebut. Sisanya dibunuh di tempat lain oleh milisi Hutu.

“Kami bersyukur kepada Tuhan dan pemerintah bahwa dia telah tertangkap,” kata Rwamasirabo, yang membantu membangun tugu peringatan di lokasi gereja tersebut. "Kami ingin dia (Kayishema) datang dan melihat bagaimana tempat itu terlihat sekarang terlepas dari apa yang telah dia lakukan."

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Ibu dan Anak Perempuannya Jadi Korban Rudal Rusia di Kyiv, Ukraina: Ini Genosida

8 hari lalu

Penduduk setempat berduka setelah serangan rudal Rusia menewaskan 3 orang di kompleks klinik kota di Kyiv, Ukraina 1 Juni 2023. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Ibu dan Anak Perempuannya Jadi Korban Rudal Rusia di Kyiv, Ukraina: Ini Genosida

Seorang bocah perempuan berusia 11 tahun, ibunya dan seorang wanita lainnya tewas dalam serangan rudal Rusia di Kyiv pada Kamis pagi


Menlu Rusia Sergei Lavrov: Barat Dukung Genosida di Ukraina

9 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Foreign Minister Meeting G20, Bali, Jumat, 8 Juli 2022. TEMPO/Daniel Ahmad
Menlu Rusia Sergei Lavrov: Barat Dukung Genosida di Ukraina

Menlu Rusia Sergei Lavrov menuding Barat "mendukung genosida" di Ukraina melalui dukungannya terhadap rencana perdamaian Presiden Zelensky.


Prancis Mengadili Mantan Polisi Militer atas Genosida Rwanda

30 hari lalu

Tengkorak korban genosida tersimpan dalam Museum Memorial Genosida Rwanda di Gisozi di Kigali, Rwanda, Sabtu, 6 April 2019. Pembantaian tersebut terjadi setelah Presiden Juvenal Habyarimana dan mitranya Cyprien Ntaryamira dari Burundi, yang berasal dari suku Hutu, terbunuh ketika pesawat mereka ditembak jatuh di atas ibukota Rwanda. REUTERS/Baz Ratner
Prancis Mengadili Mantan Polisi Militer atas Genosida Rwanda

Seorang mantan polisi militer Rwanda diadili di Prancis, didakwa dengan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama pembantaian 1994


Jelang Penobatan Raja Charles III, Masyarakat Adat Menuntut Permintaan Maaf

36 hari lalu

Pangeran Charles menerima cenderamata dari Kepala Sine Mao Tirsupe, Presiden Dewan Kepala Nasional Malvatumauri dalam kunjungannya ke Vanuatu, 7 April 2018. Kunjungan itu dilakukan pada hari keempat lawatannya selama sepekan di Australia. Steve Parsons/Pool via Reuters
Jelang Penobatan Raja Charles III, Masyarakat Adat Menuntut Permintaan Maaf

Jelang penobatan Raja Charles III, pemimpin masyarakat adat dari bekas koloni Inggris menuntut permintaan maaf atas rasisme dan warisan genosida


Banjir dan Longsor Tewaskan Sedikitnya 136 Orang di Rwanda dan Uganda

36 hari lalu

Warga membawa barang-barang setelah rumahnya terendam air setelah hujan yang memicu banjir dan tanah longsor di distrik Rubavu, Provinsi Barat, Rwanda 3 Mei 2023. REUTERS/Jean Bizimana
Banjir dan Longsor Tewaskan Sedikitnya 136 Orang di Rwanda dan Uganda

Rwanda dan Uganda telah mengalami hujan lebat dan berkelanjutan sejak akhir Maret


Soal Pelanggaran HAM Berat, Mahfud MD: Pemerintah Tidak Sampaikan Maaf, Tetapi...

36 hari lalu

Menko Polhukam, Mahfud MD memberi keterangan terkait investigasi Tragedi Kanjuruhan di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2022. Tim Gagabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) akan menyerahkan hasil investigasi tragedi Kanjuruhan ke Presiden Joko Widodo pada Jumat, 14 Oktober 2022. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Soal Pelanggaran HAM Berat, Mahfud MD: Pemerintah Tidak Sampaikan Maaf, Tetapi...

Menkopolhikam Mahfud MD sebut tidak ada permintaan maaf dari pemerintah terkait pelanggaran HAM berat. Apa saja jenis pelanggaran HAM itu?


Hujan Deras dan Banjir Rwanda, Sedikitnya 95 Orang Tewas

36 hari lalu

Banjir Rwanda. @Rbarwanda
Hujan Deras dan Banjir Rwanda, Sedikitnya 95 Orang Tewas

Hujan deras yang memicu banjir dan tanah longsor di Rwanda barat telah menewaskan sedikitnya 95 orang.


Paul Rusesabagina, Pahlawan dalam Hotel Rwanda Dibebaskan dari Penjara Rwanda

25 Maret 2023

Paul Rusesabagina. REUTERS/Clement Uwiringiyimana
Paul Rusesabagina, Pahlawan dalam Hotel Rwanda Dibebaskan dari Penjara Rwanda

Paul Rusesabagina menyelamatkan lebih dari 1.000 pengungsi, selama genosida 1994, dengan menampung mereka di hotel yang ia kelola di Kigali.


Ukraina: Putin dan Pemimpin Rusia Lain Bisa Diadili In Absentia

24 Maret 2023

Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Maret 2023. Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool via REUTERS
Ukraina: Putin dan Pemimpin Rusia Lain Bisa Diadili In Absentia

Para pemimpin Rusia harus diadili atas invasi ke Ukraina, jika perlu dilakukan secara in absentia, kata Jaksa Agung Ukraina


Inggris Bahas Perjanjian Deportasi Migran Ilegal dengan Rwanda

19 Maret 2023

Menteri Dalam Negeri Suella Braverman berjalan di luar gedung Kabinet, di London, Inggris, 7 September 2022. REUTERS/John Sibley
Inggris Bahas Perjanjian Deportasi Migran Ilegal dengan Rwanda

Mendagri Inggris menyatakan bantuan tambahan akan diberikan kepada migran ilegal yang direlokasi ke Rwanda