TEMPO Interaktif, Beirut: Seorang jaksa Libanon mendakwa seorang purnawirawan jenderal dan tiga orang lainnya, dengan tuduhan menjadi mata-mata Israel.
Mantan Brigadir Jenderal Adeeb Al Alam dituduh mengirim informasi rahasia kepada lembaga intelejen Israel, Mossad. Informasi itu muncul dari Markas Besar Lembaga Keamanan Dalam Negeri Libanon.
Sang Jenderal ditangkap bersama istri dan keponakannya. Hingga kini, aparat masih mencoba mencari orang ke-4 yang diduga terlibat dalam kasus ini.
Kasus ini telah dilimpahkan ke pengadilan militer. Jenderal Alam dan para tertuduh lain dapat menghadapi tuntutan hukuman mati jika terbukti benar.
Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan kebijakan mereka adalah menolak berkomentar dalam kasus seperti ini.
Natalia Antelava dari BBC yang berada di Beirut mengatakan, purnawirawan jenderal ini dianggap sebagai anggota paling senior dalam kelompok tersebut. Dia memiliki usaha mendatangkan pekerja rumah tangga dari Asia ke Libanon.
Namun dia juga memiliki sebuah kantor di Markas Besar Lembaga Keamanan Dalam Negeri Libanon. Penuntut menuding sang jenderal menggunakan kantornya untuk mengirim informasi rahasia kepada Mossad.
Media di Libanon mengatakan Jenderal Alam diyakini sudah menjadi spionase untuk Israel sejak 1984.
Sementara sebagian besar media menganggap penahanan ini sebagai pencapaian besar. Koresponden BBC menyatakan banyak orang mempertanyakan kenapa butuh waktu begitu lama untuk melacak jejak tersangka.
BBC / FAHAD