TEMPO.CO, Jakarta - Seorang arkeolog asal Mesir, Ramy Romany, bercerita tentang pengalamannya membuka makam Firaun. Ia mengaku mendadak sakit batuk darah hingga berhalusinasi.
Ada yang mengatakan ia terkena elemen beracun saat membuka makam Firaun, sementara yang lain menyebutkan Romany terkena kutukan. Pada 1920-an, legenda mengatakan bahwa beberapa kru penelitian Howard Carter tewas di tahun 1920-an setelah menemukan dan memasuki makam Tutankhamun.
Romany, pembuat dokumenter yang berbasis di Los Angeles dengan keturunan Mesir menceritakan pengalamnnya beberapa tahun lalu. Saat itu ia berusaha mengidentifikasi mumi yang menurutnya mungkin merupakan tokoh sejarah dari Alkitab, atau lebih khusus lagi Akhenaten, seorang raja Mesir kuno. Ia sedang menjalani syuting untuk Mumi Unwrapped di Discovery Channel.
"Tidak ada yang berkunjung ke sana. Saya pergi ke sana dalam upaya untuk mempelajari lebih lanjut tentang Akhenaten," kata Romany saat tampil di acara The Jordan Harbinger Show. "Saya masuk ke dalam makam itu, dan mereka tahu semua penjaga yang ada di sana tidak pernah membukanya. Makam itu sebenarnya belum dibuka selama sekitar 600 tahun."
Romany mengklaim bahwa setelah mengetuk batu, dia dan para penjaga mendengar semua ular berderak dan keluar. "Kami masuk dan mulai merekam. Saya pergi ke bawah makam itu dan menemukan benda-benda, saya terengah-engah, ada kelelawar di dalamnya dan baunya sangat menyengat. Saya meninggalkan makam itu dan tidak merasa baik," ujarnya.
"Saya pembawa acara di Discovery Channel, saya berteriak ke kamera dan menjadi sangat bersemangat. Saya menghirup semua omong kosong ini," katanya.
Dia mengatakan mungkin dia terkena kutukan Mumi. Namun pembawa acara podcast Harbinger berkata bahwa ini kemungkinan bukan hal yang nyata.
"Saya dalam kondisi mengerikan di tempat tidur keesokan paginya. Saya mengalami demam hingga 107," katanya. "Saya batuk berdarah dan kedatangan dokter. Saya Saya yakin akan mati. Saya mengalami halusinasi, dan istri saya sangat, sangat takut pada saya. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa bertahan," katanya.
"Tidak ada dokter yang benar-benar tahu apa yang saya miliki, mereka memberi saya banyak antibiotik. Dan ini berhasil, memang berhasil," ujarnya. "Aku hidup, dan aku di sini hari ini," katanya.
INDIA TIMES